Karanganyar -- Dalam era digital yang serba cepat, kampanye kesehatan dan keberlanjutan lingkungan kini tak lagi terbatas pada seminar atau brosur. Mengusung semangat inovasi dan kebermanfaatan, Tim mahasiswa Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Fakultas Pertanian, Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Universitas Sebelas Maret (UNS) yang sedang melakukan magang di Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) Surakarta di Kokama Jatipuro, Karanganyar memanfaatkan kekuatan media sosial untuk mengenalkan Mocaf (Modified Cassava Flour) sebagai pangan sehat sekaligus ramah lingkungan. Melalui konten edukatif dan kreatif, diharapkan masyarakat lebih peduli pada apa yang dikonsumsi dan dampaknya terhadap bumi.
Kampanye mocaf ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap tingginya konsumsi tepung terigu impor di Indonesia, yang belum tentu ramah bagi kesehatan maupun lingkungan. Di sisi lain, Indonesia memiliki potensi besar dalam produksi singkong lokal yang belum dimanfaatkan secara optimal. Mocaf, sebagai produk olahan dari singkong hadir sebagai alternatif yang lebih sehat, bebas gluten, dan mendukung kemandirian pangan nasional. Melalui kampanye ini, Tim MBKM PKP UNS ingin mengedukasi masyarakat bahwa beralih ke pangan lokal seperti mocaf bukan hanya pilihan cerdas untuk kesehatan pribadi, tetapi juga langkah konkret dalam mendukung pertanian lokal dan menjaga keberlanjutan lingkungan.
Desa Jatimulyo Kecamatan Jatipuro dikenal sebagai salah satu daerah yang memproduksi tepung Mocaf. Di balik proses produksinya, tersimpan semangat kemandirian dan potensi lokal yang luar biasa.Â
"Melihat hal ini, kami ingin menunjukkan mocaf sebagai ikon pangan lokal yang sehat dan berkelanjutan. Dengan memberdayakan potensi desa dan mengedukasi masyarakat luas melalui media sosial, kampanye ini diharapkan mampu memperluas jangkauan pasar mocaf sekaligus meningkatkan kesadaran akan pentingnya konsumsi pangan lokal yang sehat" ungkap Reda, salah satu anggota Tim MBKM.
Kampanye Mocaf dilakukan melalui akun Instagram @mbkm.lptpkaranganyar dan akun TikTok @mbkm.lptpkaranganyar. Konten yang telah diunggah hingga saat ini berjumlah tiga yang mana konten pertama mengenalkan KOKAMA (Koperasi Karya Manunggal), salah satu koperasi yang turut mengembangkan usaha kecil dengan memanfaatkan potensi lokal seperti singkong. Produk andalan dari KOKAMA sendiri yaitu Mocaf. Kemudian, dalam konten kedua berisi edukasi manfaat dan keunggulan mocaf, sekaligus mengangkat perannya dalam mendukung keberlanjutan lingkungan. Barulah di konten ketiga membahas olahan-olahan yang dapat dibuat menggunakan Mocaf. Melalui video dengan visual yang menarik, Tim MBKM UNS juga menyajikan tutorial membuat softcookies sebagai salah satu inovasi olahan sehat menggunakan Mocaf.Â
Kampanye yang dilakukan melalui media sosial ini terbukti mampu menjangkau khalayak luas. Salah satunya yaitu respons dari salah satu masyarakat yang melihat konten tersebut melalui FYP TikTok.Â
"Konten yang kedua itu bagus, orang-orang jadi tahu tentang mocaf apalagi udah pakai voice over jadi lebih menarik" ujar Siti, salah satu penonton video.
Tim MBKM PKP UNS berharap melalui kampanye mocaf ini akan lebih banyak masyarakat yang mengetahui Mocaf sebagai tepung sehat dan ramah lingkungan. Selain itu juga mengajak masyarakat untuk beralih ke tepung Mocaf sebagai pengganti tepung terigu dan mampu berinovasi membuat olahan berbahan dasar Mocaf.