Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jurus Pangdam Jaya,"Shock Therapy" bagi Para Pengacau Negeri

28 November 2020   21:34 Diperbarui: 29 November 2020   06:14 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pangdam Jaya Memberi Pernyataan (Web Makodam Jaya melalui laman kompas.com)

Komandan Komando Operasi Khusus (Koopssus) TNI saat ini November 2020 Mayjen (TNI) Richard TH Tampubolon, dari Mako Koopssus TNI di Mabes TNI Cilangkap Jakarta Timur, sangat mendukung sikap tegas Pangdam Jaya Mayjen (TNI) Dudung Abdurachman.

TNI sebagai alat negara memiliki kewajiban untuk menjaga persatuan Indonesia dari gerombolan pengacau keamanan yang melakukan berbagai bentuk terorisme sipil di seluruh teritorial nusantara. Salah satu penentu keberhasilan dalam menjalankan tugas militer di wilayah teritorial DKI Jakarta adalah efektifitas kepemimpinan KODAM JAYA.  

Dalam hal ini, Pangdam Jaya telah menunjukkan efektifitas kepemimpinannya yang  sangat dipengaruhi oleh ketegasan (firmness & assertiveness) dan keberanian dalam pengambilan keputusan strategis maupun taktis.    

MAKNA SIMBOLIS PEMBONGKARAN BALIHO FPI OLEH TNI  

Ketegasan dan keberanian Pangdam Jaya tidak bisa hanya dibaca secara teknis "membongkar baliho", melainkan secara simbolik merupakan tindakan taktis dan strategis dalam rangka melakukan Operasi Militer Selain Perang (OMSP)  sebagai upaya mencegah gangguan persatuan Indonesia yang mengancam tegaknya kedaulatan negara sebagaimana diatur dalam UU TNI No. 34 Tahun 2004 pada pasal 7 ayat 2.

Baliho FPI dengan foto besar tokoh pemimpin mereka tidak bisa disamakan dengan baliho advertensi komersial atau non komersial biasa. Munculnya baliho FPI memiliki makna simbolik sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah Joko Widodo yang legitimate dan konstitusional.

Berkumpulnya puluhan ribu orang dalam acara pernikahan puteri Rizieq Syihab dalam masa pandemi covid-19 yang juga diagendakan bersamaan dengan acara peringatan Maulud Nabi merupakan satu bentuk manifestasi gerakan pembangkangan sipil (civil disobedience) yang membahayakan keselamatan masyarakat.  

Pemerintah sebagai bagian dari Negara wajib menjaga keselamatan rakyat menggunakan alat-alat pertahanan negara termasuk TNI. Kita mengenal adagium latin "Salus Populi Suprema lex Esto"  yang bermakna keselamatan rakyat merupakan hukum yang tertinggi. Filsuf Romawi kuno Marcus Tullius Cicero (106-43 SM) dalam bukunya “De Legibus” pertama kali mengenalkan adagium latin ini ke publik. Adagium latin tersebut juga menjadi dasar filosofis operasi militer TNI untuk menjaga keselamatan rakyat.

Ada dua dimensi makna politik dalam pembongkaran baliho FPI atas perintah Pangdam Jaya sebagai bagian dari tindakan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) yaitu dimensi penyelamatan rakyat dalam pengendalian dampak pandemi Covid-19 dan dimensi pencegahan tindakan teror kelompok sipil yang mengancam persatuan Indonesia.

Dimensi pertama merupakan tindakan preventif yang tepat untuk menyelamatkan rakyat (terkait pengabaian dan pembangkangan protokol pencegahan covid-19). Pencopotan baliho FPI memberi peringatan keras agar tidak lagi melakukan perlawanan atas pengaturan pengendalian pandemi Covid-19 dengan mengumpulkan ribuan orang seperti yang telah dilakukan FPI. 

Dimensi kedua merupakan dimensi politik dalam bentuk tindakan korektif atas upaya masif tindakan provokasi HRS yang mengancam persatuan dan kedaulatan pemerintah Republik Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun