Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah praktisi Pengurangan Risiko Bencana dan Pengamat Sosial

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Siapa "Penumpang" di Balik Tagar Indonesia Terserah?

21 Mei 2020   19:00 Diperbarui: 22 Mei 2020   07:29 815
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Opini dan sikap kritis tentu baik untuk menyempurnakan sesuatu yang lemah, atau memperbaiki sesuatu yang salah. Kepentingan nasional mestinya menjadi pijakan bersama, dengan berlandaskan pada Pancasila sebagai ideologi negara..Berbeda dengan sikap kritis adalah sikap destruktif tanpa solusi. 

Ada dua arus besar Indonesia terserah ini. Pertama, adalah mereka yang benar-benar putus asa dan kecewa. Kedua, adalah kelompok oposisi sebagai kekuatan residu politik elektoral yang sedang menemukan pandemi covid-19 sebagai momentum konsolidasi dan pergerakan politik pragmatis.

Mereka ada di kelompok arus mana, bisa dilihat dari ciri ciri berikut :

1. Melihat siapa yang bicara. 

Rekam jejak digital seseorang, apalagi politisi pasti sangat mudah dibaca. Subyek tokoh yang ikut nimbrung dalam satu trending topik, akan menjelaskan sendiri apa kepentingan mereka dibalik topik itu. Para aktifis media sosial sangat mudah untuk mengetahui rekam jejak tokoh politik dan afiliasinya dalam situasi apapun. 

2. Melihat isu yang ditempelkan dengan trending topik.

Kita bisa melihat kepentingan apa yang ada dari seseorang dengan membaca isu ikutannya. Bisa saja "Indonesia terserah" ditempeli dengan isu kepemimpinan, dan menjadi jelas bahwa kepentingan orang atau kelompok itu akan terkait seputar politik kekuasaan.

Perang Tagar

Penguasaan arus opini warganet di dunia siber sangatlah penting sesudah keamanan siber. Pertempuran modern di era digital ditentukan oleh strategi perang siber. Pasukan Siber yang populer dengan "cyber army" atau "cyber troop" ibarat prajurit angkatan udara. Membangun opini dan menumbangkan opini merupakan pekerjaan cerdas para prajurit siber ini. Salah satu media sosial yang sering menjadi "battle ground" adalah Twitter dengan tagar tagarnya. 

"Tagar Indonesia Terserah" nampaknya tengah dibajak oleh dua arus kepentingan tadi. Dua arus kepentingan tersebut menimbulkan pusaran kecil politik media. 

Kita perlu selalu menjaga kesadaran kita sebagai warganet yang cerdas, agar tidak mudah terseret arus. Sesuatu yang awalnya nampak menarik, bisa sangat mungkin tiba-tiba berubah menjadi kepentingan propaganda politik diluar harapan kita. (TA)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun