Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Suramadu, Strategi Perang Sun Tzu Jokowi

29 Oktober 2018   17:38 Diperbarui: 30 Oktober 2018   07:47 6173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Joko Widodo dan Patung Sun Tzu [Diolah dari Tempo.co, Kompas.com]

Di antara 36 sajak strategi perang dalam Sun Zi Bingfa 'Seni Perang Sun Tzu' ada strategi ke-17 yang disebut melempar bata meraih giok, Pao Zhuan Yin Yu. Ini taktik memenangkan perang dengan menyogok jenderal lawan (dengan uang, perempuan, dan hal lain yang disukai jenderal musuh) sehingga kalahlah pasukannya.

Dalam dunia bisnis, taktik ini adalah dengan mengorbankan biaya tambahan untuk gimmick, misalnya dengan menggratiskan kaos kaki untuk setiap pembelian 3 buku tulis, biasa dilakukan pedagang pasar mingguan kecamatan di kampung saya tiap-tiap musim tahun ajaran baru.

Taktik ini juga beberapa pekan lalu dilakukan hyperm***. Untuk cepat-cepat mengosongkan persediaan mie instant agar tidak keburu kadaluarsa, mereka menjualnya dalam paket 3 biji plus 1 piring gratis.

Para pengusaha jasa mesin pengilingan padi di kawasan-kawasan persawahan di kampung saya juga menggunakan strategi ini. Mereka mengubah bussiness model. Jika sebelummnya petani membayar sekian rupiah untuk setiap kilogram gabah yang digiling, kini layanan itu gratis, cukup ditukar dengan dedak sampah penggilingan.

Bonus kaos kaki, piring, dan gratis giling padi  adalah bata yang dilemparkan, dibuang demi giok yang lebih berharga: lebih cepat dan banyak buku terjual; persediaan mie instant segera habis sebelum kadaluarsa; dan dedak sebagai pakan babi yang harganya lebih mahal dibandingkan jasa penggilingan.

Ketika masih jadi kuli sebagai bisnis konsultan untuk sebuah program market for poor di NTT, strategi ini pula yang saya usulkan kepada service provider, produsen kontainer plastik kedap udara penyimpan jagung.

Jika dijual begitu saja, para petani mungkin tidak  membeli karena belum benar-benar paham kegunaan barang itu untuk menghindarkan 20-60 persen jagung dalam penyimpanan mereka dari kerusakan oleh hama gudang (Sitophylus zeamays).

Agar laris, diberikanlah gimmick berupa terpal gratis setiap pembelian selusin. Selain karena terpal memang dibutuhkan sebagai lantai jemur, harga terpal di daerah saya juga mahal.

Bagi perusahaan, terpal gratis itu cuma batu bata. Hanya dengan mengalokasikan tambahan harga Rp 2.000 pada setiap unit portable silo atau silo jinjing (demikian kami menyebut barang itu), biaya gimmick terpal dapat tertutupi dengan 12 unit portable silo (sebab pabrik membelinya dalam rol besar, dan saat mengirimnya sepaket dengan portable silo sehingga gratis bea kirim).

Bagi petani, terpal gratis itu menerik sebab jika membeli di toko, mereka  harus mengeluarkan uang Rp 80.000 - Rp 120.000 per lembarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun