Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Tradisi Keliling Membangunkan Sahur, Hilang atau Hanya di Kampung?

5 Juni 2018   13:05 Diperbarui: 5 Juni 2018   13:12 813
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diolah dari tagar.id

Di depan rumah orang tua saya, di kawasan lainnya, ada dua keluarga. Salah satunya adalah keluarga muda perantauan dari Bugis-Makasar yang pernah saya ceritakan di artikel "Cucuru Bayao dan Kenangan Bukber Perantauan Bugis" itu.

Mereka juga tidak pernah saya temukan berteriak-teriak membangunkan sahur.

Mungkin karena di saat Ramadan banyak remaja dan pemuda bugis yang tongkrong di depan kios itu dan baru pulang saat tiba saatnya sahur. Jadi tak perlu ada yang membangunkan sahur sebab mereka memang dalam kondisi bangun. Setelah sahur dan salat subuh baru mereka tidur.

Itulah pengalaman saya terkait tradisi membangunkan orang sahur. Tidak seperti yang pernah sepintas saya pirsa di televisi.

Apakah tradisi itu sudah hilang atau memang hanya ada di kampung-kampung, bukan di kota besar?

Mungkinkah kentung-kentung bambu telah tergusur raung-derum knalpot metal klub motor Sahur on the Road? Mungkinkah subkultur itu berhasil menggusur tradisi lama dan kelak berubah menjadi atribut dominan Ramadan di kota?

Kalau Om-Tante bagaimana?

Baca yang lain di Seri EDISI RAMADAN Tilaria Padika 

***

Tilaria Padika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun