Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Penggiat pendidikan, sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Abdi Sunyi

13 Mei 2020   01:00 Diperbarui: 15 Mei 2020   02:23 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Deru-deruan menjadi senandung rindu

Pelupuk awan mengabu pun terindu

Kawan dan lawan bersama tersapu

Sungai denyut kota turut begitu

Beberapa pasang kaki perlahan mengabur,

ngacir saling menjauh

Riuh sorak teriak dan hening tenang, membaur

Tatkala bisikan sendal-sendal pada aspal bersuara tak penuh

Kalap telinga didera merdu kicau burung

Bertanya sejenak mengembarakan tanya

Meregangkan pikiran yang saban hari terkurung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun