Mohon tunggu...
Finiez
Finiez Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best

Marilah kita memulai lagi sebab kita belum berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Komunikasi Tanpa Alat Komunikasi

18 Juni 2021   21:11 Diperbarui: 18 Juni 2021   21:25 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
business.bima.co.id

Suatu waktu dalam diskusi kelompok kaum religius saya bertemu dengan seseorang yang benar-benar orang baru bagiku. Saya tidak memilihnya dan diapun tidak memilihku. Tapi panitia pertemuanlah yang mempertemukan kami dalam kelompok tersebut. Selama diskusi berlangsung kami banyak berbicara dan berdiskusi tentang topik yang telah dipercayakan kepada kami. Kurang lebih satu hari kami duduk bersama untuk membahas topik tersebut. Selain itu juga kami perkenalan dan sharing tentang pengalaman panggilan.

Sekitar pkl 17.00 wib acara ditutup dan dilanjutkan esok harinya. Sebelum pulang teman baruku itu menyempatkan diri untuk menghampiri saya dan meminta nomor telepon saya. Ketika dia menyebut nomor telepon saya langsung mnjawabnya " saya lebih suka komunikasi tanpa alat komunikasi" . Teman baruku itu hanya tersenyum mendengar perkataan saya itu. Saya berusaha meyakinkannya bahwa saya tidak memiliki gawai. Tapi usaha saya itu gagal karena salah satu teman dekatku langsung tertawa melihat ekspresi saya. Sok manyun...hehehe

Ternyata jawaban singkat saya itu menggugah hati teman baruku itu. Esok harinya dia mengajak saya ngobrol bareng dan mempertanyakan jawaban saya itu," Apa alasan saya mengatakan hal yang demikian ? Ternyata teman baruku itu penasaran dengan jawaban yang akan saya berikan kepadanya. Dengan lantang saya menjelaskan kepadanya.

" Saya lebih suka komunikasi tanpa alat komunikasi " artinya komunikasi terjadi dengan baik bukan pertama-tama karena canggihnya alat atau bagusnya signal dan kuota. Tapi,komunikasi dapat terjadi karena ada kerinduan dan cinta. Coba lihat,alat komunikasi anda mungkin lengkap dan memiliki level yang bagus mulai dari merk dan lain sebagainya. Tapi apakah komunikasi anda lancar dan harmonis dengan canggihnya alat yang anda miliki ? Saya tidak menyalahkan alat komunikasi yang anda miliki ,saya hanya berbagi pengalaman saya.

Saya sendiri juga memiliki alat komunikasi yang kita sebut dengan gawai. Digawai saya ada banyak group dan juga nomor kontak. Dibeberapa akun medsos saya memiliki banyak teman,berapakah dari mereka yang saya sapa setiap harinya ? Hmm..jangankan menyapa,baca info group saja terkadang malas. Mengapa ? Karena disana hanya banyak omong kosong ,humor dan lain sebagainya.

Saya lebih memilih berkomunikasi tanpa alat komunikasi karena hal ini jauh lebih baik menurut saya. Komunikasi secara langsung dapat mempererat relasi dan tali persaudaraan anatara saya dengan yang lain. Jadi,saya mau komunikasi saya dengan yang lain didasari oleh kasih dan kerinduan. Bicara face to face bukan saja hanya melepas rindu tapi juga untuk melatih dan memupuk rasa empati masing-masing pribadi. Kita memang dimudahkan oleh alat komunikasi dalam banyak hal tapi alat komunikasi juga telah membeenggu diri ini pada zona nyaman. Asyik sendiri.

Dalam keluarga hal ini kerap terjadi,semua anggota keluarga sibuk dengan gawai masing-masing dan mengabaikan kegiatan bersama seperti nonton bareng,duduk bercerita bersama. Yang membuat miris lagi gawai ini tak bisa lagi lepas dari genggaman. Saat makan gawai ada di meja,saat tidur gawai ada dibawah bantal,saat bepergian gawai selalu ada di tas, saat di gereja gawai juga turut hadir disana. Betapa tidak gawai telah menyita banyak waktu kita. Sama seperti ini,ketika saya berbicara,anda sibuk dengan gawai anda,demikian saya mengakhiri pembicaraan saya dengan teman baru ku itu. Mendengar kata terakhir dari mulutku ,dia pun terkejut  dan tersipu malu.

Nah,sahabat-sahabat K-Ner yang baik hatinya,kualitas komunikasi tidak ditentukan dengan canggihnya alat komunikasi melainkan karena adanya rasa saling memiliki,saling menghargai dan kasih menjadi dasar untuk saling berbagi. Komunikasi adalah langkah pertama untuk menjaga relasi diantara kita agar tetap baik adanya. Perjumpaan secara langsung membantu  kita semakin mampu  untuk memahami dan mengerti orang lain. Selain itu lewat setiap perjumpaan kita akan menemukan hal-hal yang baru yakni mutiara-mutiara kehidupan yang menjadi pembelajaran bagi kita dalam menjalani hidup setiap harinya.

Komunikasi tanpa alat komunikasi melatih kita menjadi pribadi yang jujur dan terbuka. Alat komunikasi hanyalah sebagai pelengkap dari komunikasi itu bukan berarti alat komunikasi dapat menggantikan segalanya. Komunikasi secara langsung adalah wujud dari rasa cinta kita terhadap yang lain. Berbicara secara langsung artinya kita tidak akan pernah menunda apalagi mengabaikan orang lain.

Semoga bermanfaat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun