Ada Baitulmal wat Tamwil yang ingin memberikan fasilitas permodalan bagi perusahaan mikro kecil, ada juga Baitulmal wat Tamwil yang ingin memberikan bantuan dari cengkraman rentenir,  maupun menjawab permasalahn yang ada pada ekonomi umat islam. Baitulmal wat Tamwil juga sebenarnya bisa menjadi  solusi untuk menangani permasalahan kredit yang mencekik warga miskin, sehingga banyak masyarakat menaruh harapan besar kepada Baitulmal wat Tanwil mengingat bahwa BMT memiliki kemampuan akses kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang memerlukan pembiayaan dalam skala kecil atau mikro.Â
Dari hasil wawancara tersebut dapat ditarik kesimpulan dan menunjukkan bahwa sebagian akad transaksi syariah belum sepenuhnya menampilkan unsur landasan fikih yang baik. Â Para pelaku akad dalam Baiyulmal wat Tamwil juga cenderung mengandalkan akal secara konvensional yang berorientasi keduniawian tanpa mengindahkan urusan akhiratnya. Â Hal ini disebabkan karena akuntansi syariah yang cenderung pragmatis justru lebih mengutamakan adaptasi akuntansi konvensional, Â mulai dari konsep dasar sampai kepada praktik didalamnya, Â sehingga belum sesuai dengan nilai-nilai islam.Â
Maka dalam menyikapi beberapa kritikan perlu rekomendasi saran guna memperbaiki kinerja BMT sendiri, Â yaitu :
- Pemerintah dalam hal ini kementrian koperasi  dan regulator OJK perlu merumuskan suatu regulasi dan kebijakan yang tepat untuk BMT.  Dalam hal ini khususnya hal pengembangan sumber daya dalam aspek permodalan
- Perlunya belajar lembaga keuangan BMT dan koperasi dengan negara lain.Â
- Perlunya komunikasi secara rutin dan berkala dengan stakeholder BMT, pakar, Â praktisi, Â akademisi dan pengguna BMTÂ
- Selama ini perkembangan BMT hanya dikawal oleh asosiasi perkumpulan BMT, peran yang belum maksimal diharapkan  dapat menjadi garda terdepan perkembangan BMT.