Mohon tunggu...
tigor munthe
tigor munthe Mohon Tunggu... Jurnalis -

Nasoadongsuraton

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jokowi vs Prabowo, Membosankan

11 April 2018   22:31 Diperbarui: 11 April 2018   23:31 1428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi vs Prabowo (tagarnews)

Gerindra sudah memastikan mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pilpres 2019. Prabowo menyatakan kesediaan diperintah partainya sendiri maju dalam kontestasi lima tahunan itu, saat menyampaikan orasi politik di hadapan rapat koordinasi nasional (Rakornas) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (11/4/2018).

Sesuai prediksi banyak pengamat politik dan kalangan luas lainnya, Pilpres 2019 akan kembali berhadap-hadapan Prabowo vs Jokowi, mengulangi ajang Pilpres 2014 lalu. Setidaknya itu terlihat dari hasil survei sejumlah kembaga dalam beberapa bulan terakhir, di mana dua figur itu selalu leading, Jokowi paling atas dan disusul Prabowo di bawahnya.

Meski selisih elektabilitas Jokowi cukup jauh di atas, tapi banyak pengamat menilai, wajar Jokowi leading. Selain Jokowi menjadi santapan media dengan ragam kesibukannya sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan. Apalagi Jokowi rajin turun ke daerah selama dia menjabat dalam empat tahun terakhir.

Berbeda dengan Prabowo, yang lebih banyak menebar narasi dan orasi politik di momen-momen tertentu, sifatnya insidentil dan seremonial yang berkaitan dengan agenda dan kegiatan partainya.

Sesekali Prabowo melontar isu dan topik panas, sebagai bagian dari akumulasi sikap oposan partainya terhadap pemerintahan Jokowi-JK. Paling mutakhir adalah isu bubarnya Indonesia pada 2030. Isu ini trendik dan ramai dibicarakan di Tanah Air.

Melihat situasi ini, dua figur yang dipastikan kembali bertarung, dengan konfigurasi usungan parpol yang cenderung mirip pada Pilpres 2014, kecuali Golkar yang sudah mantap begeser ke posisi Jokowi, akan menawarkan sesuatu yang membosankan bagi rakyat.

Perbedaan keduanya mungkin hanya akan di cawapres masing-masing. Prabowo cenderung akan memasang wajah baru sebagai cawapresnya. Jika 2014 dia bergandengan dengan Ketua Umumi PAN saat itu Hatta Rajasa, maka kali ini figur dari PKS sepertinya menjadi yang paling mungkin. Koalis Gerindra dan PKS yang sukses di Pilkada DKI Jakarta 2017 sepertinya menjadi pemulus koalisi nasionalis religius ini.

Begitu juga Jokowi, hampir dipastikan tak lagi berpasangan dengan Jusuf Kalla. Selain karena faktor konstitusi yang tak membolehkannya maju, juga pernyataan politik Jusuf Kalla yang mengatakan tak lagi ingin menjadi cawapresnya Jokowi, meski dia mengaku tetap mendukung Jokowi pada Pilpres 2019.

Pertarungan ulangan dua figur ini pada Pilpres 2019 kelak, selain membosankan dan rawan pembelahan kohesifitas sosial rakyat, juga sebetulnya mengindikasikan tak berjalannya proses pelahiran pemimpin berkelas dan mumpuni di institusi politik kita, terutama parpol dalam beberapa tahun belakangan.

Ada kesan hanya Prabowo dan Jokowi sosok kader parpol terbaik di negeri ini. Padahal jika para elit parpol pengusung dua figur itu berani membuka ruang, bagi majunya kader internal cemerlang yang diyakini pasti ada satu dua. Untuk menyebut nama seperti Tri Rismaharini dari Surabaya, Muhaimin Iskandar dari PKB atau Agus Harimurti Yudoyono dari Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun