Mohon tunggu...
tigor munthe
tigor munthe Mohon Tunggu... Jurnalis -

Nasoadongsuraton

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tiga Kiat Menjaga Stabilitas Harga Kebutuhan Pokok demi Kesejahteraan Masyarakat

20 Maret 2018   00:13 Diperbarui: 20 Maret 2018   01:29 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sembako di Pasar (Tribunnews.com)

Salah satu tradisi akut saat menjelang hari-hari besar keagamaan, seperti Lebaran atau Natal dan Tahun Baru adalah liarnya atau tak terkendalinya harga-harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional hingga pasar modern.

Beberapa faktor bisa menjadi pemciu tak stabilnya harga-harga kebutuhan pokok yang amat dibutuhkan masyarakat dalam mengisi hari besar keagamaan yang memang selalu diikuti dengan menaiknya tingkat konsumsi.

Faktor-faktor itu bisa masuk dari tiga aspek, yakni aspek pasokan, operator dan konsumen. Faktor pasokan dilihat dari ketersediaan bahan-bahan kebutuhan pokok seperti beras, gula, minyak goreng dan lainnya mulai dari tingkat petani, pengumpul, distributor dan pengecer.

Beras misalnya, sejak dari tingkat petani, hingga mata rantai hilir pengecer, besaran volume pasokannya sangat berpengaruh terhadap stabil tidaknya harga di pasar. 

Faktor berikutnya soal operator yakni terutama di tingkat pengumpul dan distributor. Harus ada kepastian dua tingkat ini, seluruh bahan pokok benar-benar bergerak sebagaimana skema besaran dan volumenya sebelum benar-benar sampai di tingkat pengecer atau di pasar.

Bukan rahasia umum, jika menjelang hari besar keagamaan, para spekulan dengan modus mencari keuntungan besar, sengaja menumpuk bahan-bahan pokok di gudang mereka, membuat pasar kehilangan pasokan sehingga harga pun melambung tinggi.

Faktor terakhir adalah di tingkat konsumen. Kegenitan dan tindak tanduk para spekulan untuk mempermainkan harga agar naik membubung tinggi dengan cara menimbun bahan- bahan pokok menjelang hari besar keagamaan, juga diaplikasi konsumen dengan memborong bahan-bahan pokok itu sendiri dari pasar.

Perilaku ini bisa jadi didorong rasa takut berlebihan, hilangnya bahan-bahan pokok yang berimplikasi naiknya harga pada saat hari-hari mendekat hingga puncak hari besar keagamaan itu berlangsung. 

Lantas apa solusi yang bisa diberikan untuk mengeliminir tak stabilnya harga bahan-bahan pokok di pasar? Tentu dengan mengintervensi tiga faktor di atas. Pemerintah sebagai otoritas pelayan kebutuhan warga harus hadir di tiga faktor itu secara utuh dan konsisten.

Untuk faktor pasokan, pemerintah sebagai fasilitator tentu harus memastikan besaran kebutuhan masyarakat dengan pasokan dimaksud. Harus sudah ada hitungan dan data akurat soal pasokan dan tingkat kebutuhan yang pasti lebih besar dari hari-hari biasa. Semakin pasokan hadir terkendali sesuai kebutuhan di pasar, niscaya harga juga stabil.

Sebagai regulator, pemerintah juga harus mengatur soal harga eceran tertinggi (HET) di tingkat eceran, seperti beras medium dengan HET Rp 9.450 per Kg, sembari tetap menjaga stabilitas dan konsistensi harga gabah mulai sejak dari tingkat petani hingga tingkat distributor agar tidak terjadi penyimpangan harga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun