Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa Jadinya jika Sila Ketuhanan Menjadi Sila Terakhir?

9 Februari 2019   06:07 Diperbarui: 9 Februari 2019   06:26 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Cita-cita untuk merdeka telah diperjuangkan sejak bangsa asing menginjakkan kaki di bumi Nusantara. Bangsa penjelajah Eropa dituntut mencari jalur baru setelah kota Konstantinopel (sekarang menjadi Istanbul) jatuh ke tangan Kekhalifahan Turki Usmani. 

Jalur perdagangan pun  terancam, padahal sejak lama Bangsa Eropa mengandalkan jalur sutera itu untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang tidak bisa mereka hasilkan sendiri. 

Seperti beraneka macam rempah-rempah dan aneka ornament kebudayaan dari Timur yang begitu bernilai mengingat begitu tingginya tingkat peradaban yang telah dicapai Bangsa Timur.

Mereka akhirnya mencari daerah baru untuk mencegah kemungkinan "barrier" dalam rantai perekonomian mereka. Mengarungi ganasnya samudera untuk sampai di tanah yang mereka sebut "Timur Jauh" itu. Singkat cerita sampailah mereka di bumi pertiwi.

Keangkuhan bangsa asing pastilah meresahkan penduduk pribumi, namun kerajaan-kerajaan lokal yang awalnya mengabaikan pada akhirnya melawan Bangsa Eropa yang arogan itu untuk hengkang dari wilayah mereka. 

Namun, perlawanan yang tidak solid di beberapa tempat, ditambah politik devide et impera yang dilancarkan menempatkan kita dalam posisi yang dirugikan. Sejarah pun tergores bahwa kita pernah merasakan kolonialisme dan imperialisme model lama tersebut.

Perjuangan yang awalnya bersifat kedaerahan mulai berkembang menjadi pergerakan nasional. Setelah banyak putra terbaik bangsa yang mengenyam pendidikan sebagai efek dijalankannya politik etis. 

Kesadaran untuk menjadi satu bangsa yang merdeka dan berdaulat mulai digaungkan para elit pejuang intelektual kita. Sebab sejarah perjuangan telah menjustifikasi peribahasa "bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh".

Jepang menjadi bangsa yang terakhir menjajah kita. Dan ketika mereka mulai terdesak oleh serangan sekutu, janji kemerdekaan itu dilontarkan sebagai pemantik semangat agar Indonesia membantu Jepang menghindar dari kekalahan Perang Dunia II. 

Namun, keruntuhan imperium Jepang hampir pasti terjadi. Saat itulah para pejuang kita bergerak, dalam fase kritis tersebut, semakin giat dalam menyusun modal guna kemerdekaan yang sudah di depan mata.

Perdebatan Tentang Dasar Negara

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun