Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kehebohan Juara Menenggelamkan Kontroversi di GBK

10 Desember 2018   06:27 Diperbarui: 10 Desember 2018   06:46 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : detik.com

Laga terakhir. Yang menentukan, baik bagi Persija maupun Mitra Kukar. Kemenangan wajib diraih keduanya. Macan Kemayoran ingin juara, satunya ingin tetap eksis bertahan di Liga 1.

Ada dua tim yang berebut trofi Gojek Liga 1 bersama Bukalapak 2018. PSM di laga lainnya menghadapi PSMS, yang juga harus berjuang agar tidak terdegradasi. PS Tira menjamu Borneo di Samarinda. Perseru bertandang ke Jayapura. Kali ini begitu sengit. Pertandingan terakhir yang menentukan, siapa yang juara dan siapa yang turun kasta.

Semua pertandingan diselenggarakan serentak. Disiarkan serentak pula. Untuk meminimalisir kecurangan. Yaitu pengaturan skor yang lagi banter disuarakan media dan publik sepakbola.

Saya kemarin menonton pertandingan Persija melawan Mitra Kukar. Lewat layar kaca. Pertandingan berjalan seru, atmosfer stadion begitu heboh. Tergambar lewat kamera yang agak "tremor" karena koreografi dan lompatan suporter di GBK.

Persija ambil inisiatif serangan. Mereka begitu total menyerang. Rohit Chand kali ini diposisikan sebagai Breaker, agar mudah mengalirkan bola ke depan. Renan Silva dimainkan untuk menambah daya gedor. Skema 1-4-3-3, dengan dua attacking midfielder.

Sementara, Mitra Kukar ingin lebih solid dalam bertahan sembari mencari gol lewat serangan balik. Dalam kondisi riil di lapangan, mereka bertahan dengan skema 1-5-3-2, menyisakan Hendra Bayauw dan Fernando Rodrigues di depan yang selalu siaga mencari kelengahan defender Persija.

Gelombang serangan Persija ibarat ombak pantai, selalu bergulir tiada habisnya. Memaksa Mitra Kukar turun ke daerahnya sendiri. Namun, pertahanan solid yang digalang Dedy Gusmawan dkk menyulitkan Persija. Tampaknya, Persija menemui kelemahannya lagi, pada laga yang krusial. Lini depan terkunci, Marco Simic terus menerus dibuntuti Mauricio Leal. Tidak ada ruang bebas. Penetrasi sayap kerap berujung dengan umpan silang. Begitu sulit mencetak gol.

Menit ke 14, pada saat yang bersamaan, Valentino Simanjuntak ditemani Rendra Soejono, M Kusnaeni dan Ponaryo Astaman dalam mengomentari pertandingan di Indosiar. Mengatakan bahwa di laga lain PSM unggul 2-0 atas PSMS. Tampaknya, PSM akan menang mudah dan disisi lain Persija masih kesulitan mencetak gol.

Saat itu, umpan silang dari sayap kiri penyerangan Persija. Marko Simic, Novri Setiawan dan Saepulloh Maulana terlibat duel di kotak penalti Mitra Kukar. Simic terjatuh dan, priiitttttt........ . Prasetyo Hadi meniup peluit tanda terjadi pelanggaran, dan diberikan penalti untuk Persija. Saepulloh dianggap menahan laju Simic, meskipun bagi saya itu masih jadi perdebatan karena situasi yang 50-50. 

Rahmad Darmawan dan official Mitra Kukar geleng-geleng. Seluruh pemain Mitra Kukar protes atas keputusan itu. Dedy Gusmawan selaku kapten menjadi delegasi resmi yang sibuk memprotes. Prasetyo Hadi tetap teguh pada putusannya. Dan, Simic sukses mengeksekusi penalti tersebut membawa Persija unggul sementara 1-0 hingga babak pertama berakhir.

Pada babak kedua, Mitra Kukar bermain lebih terbuka untuk menyamakan kedudukan. Meskipun pada awal babak kedua Persija masih memegang kendali pertandingan.

Menit ke 59, berawal dari sepak pojok. Terjadi kemelut di depan gawang Mitra Kukar. Bola masih bergulir alot di udara. Hingga tiba saatnya sampai di depan Simic. Bolanya Simic itu. Namun, Yoo Jae-Hon di saat bersamaan akan menangkap bola dengan sigap. Ramdani Lestaluhu menghalangi dengan tangan kirinya, mengakibatkan Yoo Jae-Hon tidak bisa melompat. Simic dengan mudah menyundul bola ke gawang menambah keunggulan Persija menjadi 2-0. Booommm, 77 ribu penonton di GBK bergetar menyambut gol.

Tampak pemain Mitra Kukar memprotes keputusan wasit yang mengesahkan gol. Tayangan ulang jelas menunjukkan bahwa Yoo Jae-Hon dihalangi lompatannya. Seluruh official Mitra Kukar juga memprotes. Pertandingan berhenti sejenak. Persija masih asyik merayakan gol kedua mereka. Wasit tetap pada putusannya, Persija unggul 2-0.

Beberapa saat kemudian, situasi kiper diganggu di daerahnya juga terjadi. Kali ini, Andritany diganggu hingga tangkapannya tidak sempurna. Wasit memutuskan itu pelanggaran.

Komentator pertandingan, M Kusnaeni, mengatakan dengan nada tinggi bahwa "Inilah bukti bahwa....... "

Segera Valentino Simanjuntak menyaut, "Kiper sangat dilindungi......... SEMESTINYA (dengan nada satire) ".

Mitra Kukar memperkecil kedudukan lewat tendangan keras Aldino Herdianto pada menit 89. Penalti mereka yang dieksekusi Fernando Rodrigues pada menit ke 71 mampu ditepis Andritany, setelah terjadi handsball oleh Rohit Chand di kotak penalti Persija.

Skor 2-1 bertahan. Persija meraih gelar Liga 1 setelah terakhir kali meraihnya pada tahun 2001. Penantian 17 tahun terbayar. PSM harus puas menjadi runner-up lagi. Dua tahun berturut-turut.

Selamat bagi Persija. Tetap semangat bagi PSM. Untuk Mitra Kukar, Sriwijaya FC dan PSMS, sampai bertemu kembali di Liga 1 dengan kondisi yang lebih kuat. Dan untuk PSSI, masalah wasit masih jadi penyakit klasik. Perbaiki lebih optimal lagi pada tahun depan.
Sampai jumpa di Liga 1 musim 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun