Mohon tunggu...
Tigaris Alifandi
Tigaris Alifandi Mohon Tunggu... Teknisi - Karyawan BUMN

Kuli penikmat ketenangan. Membaca dan menulis ditengah padatnya pekerjaan | Blog : https://tigarisme.com/ | Surel : tigarboker@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Analisis Taktikal Barca Era Valverde yang "Unbeaten"

21 Februari 2018   16:56 Diperbarui: 21 Februari 2018   17:29 1756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengejutkan apa yang telah dicapai Ernesto Valverde dengan Barca musim ini. Sempat diragukan setelah kalah dalam 2 leg Piala Super Spanyol,Barcelona dibawa melaju pesat ke peringkat teratas La Liga,yang sampai pada pekan ke 24 saat artikel ini ditulis masih unbeaten atau tak terkalahkan.

Di ajang UEFA Champions League sampai fase knock out leg 1 lawan Chelsea malam kemarin, Los Chules juga belum terkalahkan. Dengan hasil tersebut, Barca dijagokan sebagai kandidat kuat Jawara La Liga musim ini mengingat stabilitas penampilan dan penampilan klub pesaing yang angin-anginan. Valverde mulai diperhitungkan sebagai manajer yang diperkirakan mampu membawa Barca tidak hanya berjaya di Tanah Matador, tetapi di ajang kontinental juga.

Apa rahasia Valverde dari segi taktikal yang membuat Barcelona lebih kuat ya? Itu akan coba saya ulas.

Skema bermain Barca dibawah Valverde awalnya tetap dengan pola 4-3-3 dengan Ousmane Dembele menggantikan posisi Neymar. Lalu masalah datang di awal musim dengan cederanya Dembele. Memang ada Deulofeu yang dapat menggantikan posisi Dembele, tapi dari berbagai kesempatan Deulofeu dirasa kurang maksimal bermain sebagai penyerang kiri.Dengan skillnya memang Deulofeu lebih cocok bermain di posisi nomor 10 tepat dibelakang striker ketimbang bermain menyisir dan cut inside dari kiri. 

Disinilah kejelian Valverde. Mantan pelatih Athletic Bilbao itu mengubah skema pakem 4-3-3 yang sekian lama bertahan dengan formasi 4-4-2 tapi dengan pendekatan berbeda. Meskipun dalam susunan formasi yang ditayangkan di tv Valverde tetap memainkan skema 4-3-3 dengan mendorong Iniesta ke depan dan posisinya diisi oleh Paulinho(pembelian pemain yang awalnya dianggap pembelian gagal) .Tetapi kenyataan di lapangan Barca bermain dengan 4 gelandang di tengah dan meninggalkan Suarez berduet dengan Messi di depan. 

Dalam skema 4-4-2 ala Valverde, Busquets tetap bertugas sebagai holding midfielder dibantu Rakitic yang dengan fisik dan intelegensianya menjadi pembagi bola dan penghubung antara lini belakang dan lini depan. Iniesta dibebaskan berkreasi dan bergerak menyokong Suarez dan Messi di depan.Sementara Paulinho bertindak sebagai box to box midfielder yang sering dengan tiba-tiba muncul tanpa pengawalan di kotak penalti menciptakan gol.

Berdasarkan dara transfermarkt sampai artikel ini ditulis, Paulinho telah mencetak 8 gol dan 2 assist di semua ajang.Tajamnya Paulinho di Barca selain didukung oleh suplai bola dan perannya di skema ala Valverde yang mendukungnya untuk itu, juga didukung oleh pergerakannya yang sering diabaikan bek lawan yang terlalu fokus pada Messi dan Suarez.

Tetapi Valverde tetap membuat Barcelona sebagai tim yang nyaman bermain menyerang dan menguasai bola sekaligus membuat tim ini bertahan lebih solid dibandingkan dengan pelatih Barca sebelumnya,Luis Enrique. Selain karena ketangguhan Marc Andre Ter Stegen di bawah mistar, compactness tim saat bertahan dengan 4-4-2 yang rapat membuat lawan kesulitan menemukan celah.

Barca sekarang bermain lebih cerdas, tak cuma menyerang membabi buta tetapi tetap membentuk pertahanan yang solid. Pressing tinggi dan High Defensive Line masih diterapkan dengan baik sejauh ini dibawah komando Piquenbauer yang ditemani dengan Umtiti,meskipun beberapa kali Sergi Roberto di sisi kanan masih agak kikuk bermain mengingat dia bukan bek kanan asli melainkan gelandang bertahan.

Serangan Barca yang musim lalu banyak bertumpu pada eksploitasi di sisi kiri melalui Neymar dan Alba membuat serangan tim ini musim lalu banyak terbaca oleh lawan. Tetapi sekarang, Messi dan Suarez dibebaskan bergerak dan saling melayani membuat serangan Los Cules tetap tajam. Jika keduanya bergerak ke bawah, secara otomatis Paulinho naik mengisi kekosongan ruang di depan dan inilah yang sering diabaikan oleh bek lawan. 

Kedatangan Coutinho pun tidak lantas membuat Valverde mengubah skema 4-4-2 miliknya menjadi 4-3-3 kembali. Tapi memang Coutinho sosok yang pas menggantikan Neymar di sisi kiri dengan gaya bermain yang hampir mirip, dengan dribel dan skill olah bola mumpuni, kecepatan dan cut inside yang membahayakan serta shooting jarak jauh yang bagus dan kemampuan "melayani" yang baik. Berubah lagi nggak ya pola Barca di bawah Valverde?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun