"Pertanyaannya belum dijawab, Mbok."
"Iya, Mbok kangen ngobrol dengan kamu", lirih si Mbok, menghentikan pijatan.
Kembali, Wiwik membalikkan tubuh lagi. Si Mbok juga membiarkan daster putrinya tersingkap ngga karuan.Â
"Bohong lah, kalau karena kangen...", seru Wiwik, rada bergairah.Â
Si Mbok turun dari dipan, mematikan kompor.
"Aku semakin tua Wik..", timpal si Mbok duduk di kursi, berseberangan, menatap Wiwik tajam.Â
"Aku juga ngga tega meninggalkanmu, Mbok..."
Sejenak senyap tidak ada yang bersuara. Wiwik ganti menatap si Mbok dengan tajam. Si Mbok menatap jauh di balik pintu belakang.Â
"Doakan aku ya Mbok untuk tidak bosan dengan pekerjaan ini. Aku senang kok Mbok...", ucap Wiwik kembali membuka pembicaraan.Â
"Terus, gimana kelanjutannya dengan kang Sapar, Wik...", tanya si Mbok.Â
Perempuan yang ditanya terlihat sedikit terkejut. Cepat-cepat ia balikkan tubuhnya membelakangi si Mbok.Â