Ada juga buku-buku lain yang kurang lebih memiliki konsep yang sama, antara lain : Night Film karya Marisha Pessl dan Themis Files (trilogi) karya Sylvain Neuvel.
3. Ilustrasi : The Invention of Hugo Cabert karya Brian Selznick
Kalian pasti sudah tidak asing dengan yang namanya picture book atau buku bergambar kan? Nah, kisah The Invention of Hugo Cabert ini, diceritakan dalam format yang hampir mirip dengan buku bergambar.
Bercerita tentang seorang anak yatim piatu bernama Hugo yang tinggal di stasiun kereta api Paris, sang anak bertahan hidup dengan mencuri makanan dan melakukan reparasi jam. Hingga akhirnya dia bertemu dengan anak yatim piatu lain dan seorang kakek tua yang membuat rahasia miliknya perlahan terbuka.
Dengan menggabungkan penulisan yang memikat dan ilustrasi-ilustrasi yang eye-catching, format penyampaian cerita ini juga digemari oleh orang banyak. Secara tidak langsung, kalian akan menginterpretasikan kisah Hugo dari kata-kata dan ilustrasi yang terlampir di buku ini.
Nah, karena format ini sudah lumayan terkenal, cukup banyak juga penulis yang memakai gaya penulisan ini dalam menulis fiksi mereka, antara lain : Eliza and Her Monsters karya Francesca Zappia, Everything Everything karya Nicola Yoon, dan lain sebagainya.
Selain itu, sebenarnya masih banyak format penulisan unik untuk fiksi yang lain. Tetapi, melihat perkembangan jaman, dirasa tiga format inilah yang paling cocok dengan anak-anak milenial sekarang ini. Semoga ketiga format unik diatas dapat membantu kalian untuk lebih sering membaca ya!