Mohon tunggu...
Tiara Zulyta Difa
Tiara Zulyta Difa Mohon Tunggu... Mahasiswa

Mencari ruang untuk berkontribusi dan menciptakan dampak yang positif bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peran Teknologi dalam Pembelajaran Mahasiswa: Sahabat atau Pengalih Fokus

7 Oktober 2025   21:25 Diperbarui: 7 Oktober 2025   21:27 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era globalisasi dan digitalisasi yang sudah semakin maju seperti sekarang ini, perkembangan teknologi terutama internet telah menjadi bagian yang penting dalam kehidupan manusia di berbagai aspek. Menurut Komdigi, pemakai internet di Indonesia sudah mencapai 221 juta atau setara dengan 79,5 persen dari total populasi Indonesia. Banyaknya total pengguna internet membuat berbagai bidang kehidupan telah mengintegrasikan teknologi untuk mempermudah prosesnya operasionalnya. Perkembangan teknologi internet yang pesat ini juga sangat terasa di lingkungan perguruan tinggi. Banyak ditemui atau bahkan semua perguruan tinggi telah beralih menggunakan teknologi untuk mendukung proses pembelajarannya. Sudah jarang ditemui perguruan tinggi yang masih menggunakan cara cara-cara konvensional dalam proses pembelajarannya. Prubahan ini tentu menunjukkan bahwa pendidikan tinggi telah beradaptasi dengan kemajuan teknologi. Hal ini tentu menjadi langkah positif menuju sistem pendidikan yang lebih baik.


Teknologi telah terbukti membawa banyak manfaat dalam proses pembelajaran mahasiswa. Teknologi membuat proses belajar mahasiswa menjadi mudah dan praktis. Dengan adanya internet, mahasiswa dapat mengakses berbagai sumber informasi yang dibutuhkan dengan mudah hanya dalam hitungan detik. Mahasiswa kini memiliki privilege yang tidak dimiliki oleh generasi sebelumnya. Dulu mahasiswa harus datang ke perpustakaan secara langsung untuk memperoleh informasi atau meminjam buku. Tidak hanya itu mahasiswa zaman dulu juga harus mencatat panjang lebar informasi atau penjelasan dari dosen. Namun kini, mahasiswa dapat mengakses semua itu dengan mudah karena adanya teknologi. Mereka tidak perlu datang ke perpustakaan secara langsung untuk mendapatkan informasi atau meminjam buku. Mereka juga tidak perlu pencatat panjang lebar materi yang diberikan dosen. Kini semua itu dapat diakses mahasiswa hanya dengan sentuhan layar. Privilage ini memberikan mahasiswa banyak kemudahan dalam proses belajar. Kemudahan ini juga dapat dirasakan seperti saat mengikuti kuliah secara online atau daring menggunakan platfrom sehingga mahasiswa tetep dapat mengikuti kelas dari mana pun mereka berada. Semua kemudahan ini tentu akan mempercepat proses belajar, memperluas wawasan, serta meningkatkan kemempuan kreatifitas mahasiswa.


Namun, di balik banyaknya manfaat yang dirasakan tersebut, teknologi juga menghadirkan tantangan dalam penerapan di dunia pendidikan. Tidak semua mahasiswa mampu menggunakan teknologi secara bijak dan produktif. Banyak mahasiswa yang justru kehilangan fokus karena tergoda oleh berbagai hiburan yang tersedia di perangkat mereka. Mereka terjebak dalam zona nyamannya dan terlalu bergantung pada teknologi. Media sosial, tontonan digital, dan game online sering kali lebih menarik perhatian dan fokus mereka daripada tugas kampus yang sudah menjadi kewajibannya. Terkadang mereka lali dalam memanfaatkan teknologi digital. Mereka tidak tahu batasan kapan harus menggunakannya untuk menonton hiburan dan kapan harus menggunakannya untuk belajar.  Akibatnya, waktu belajar berkurang, konsentrasi menurun, dan motivasi untuk belajar menjadi lemah. Tanpa kontrol diri yang tepat, teknologi yang seharusnya membantu justru bisa menjadi penghilang fokus dalam proses pebelajaran.


Kesimpulannya, teknologi dalam pendidikan bisa menjadi sahabat atau pengalih fokus, tergantung pada bagaimana mahasiswa itu sendiri dalam memanfaatkannya. Jika digunakan dengan bijak, bertanggungjawab dan terarah, teknologi dapat membuka peluang besar untuk menciptakan generasi yang cerdas, kreatif, dan siap menghadapi masa depan. Namun, jika tidak digunakan secara bijak, teknologi justru dapat menurunkan semangat belajar, menghambat proses belajar dan menghambat perkembangan diri. Kesadaran dan kontrol diri menjadi peran sangat penting dalam mengarahkan penggunaan teknologi secara bijak. Mahasiswa perlu memahami batasan antara kebutuhan dan kesenangan. Menggunakan teknologi untuk hiburan itu sangat diperbolehkan, asalkan tahu batasan. Dengan begitu, teknologi tidak hanya menjadi alat untuk bersenang-senang, tetapi juga sarana untuk tumbuh dan berkembang secara akademik. Secara keseluruhan, yang paling penting bukan hanya memiliki teknologi, tetapi juga memiliki kesadaran dan kemampuan untuk menggunakannya secara bijak dan bertanggung jawab.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun