Mohon tunggu...
Tiara Nashalya
Tiara Nashalya Mohon Tunggu... Universitas Airlangga

hobi menulis, topik konten favorite apa saja bermanfaat

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Peran Petugas Proteksi Radiasi (PPR) Pada Pelayanan Radioterapi

18 Juni 2025   11:30 Diperbarui: 18 Juni 2025   11:26 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://images.app.goo.gl/Sx7vnaiF7ybcJNnL6

Tiara Nashalya, Ayub Manggala Putra

Di era modern ini, radiasi sering digunakan dalam penanganan radioterapi untuk kanker. Radioterapi menggunakan radiasi pengion untuk menghancurkan sel-sel kanker secara efektif tanpa perlu pembedahan atau pengangkatan organ yang terdampak. Paparan radiasi ini juga berpotensi menimbulkan efek samping, baik pada pasien maupun pekerja radiasi. Oleh karena itu, dibutuhkan petugas yang khusus untuk menangani pengendalian paparan radiasi ini, yaitu Petugas Proteksi Radiasi (PPR).   

Proteksi radiasi merupakan upaya menjaga diri dan lingkungan dari bahaya radiasi. Proteksi radiasi ini meliputi pengendalian untuk meminimalkan dan mengurangi dampak akibat paparan radiasi. Dalam dunia proteksi radiasi, prinsip internasional ALARA (As Low As Reasonably Achievable) menjadi dasar utama dalam mengendalikan paparan. Prinsipnya meliputi justifikasi (manfaat harus lebih besar dibandingkan risikonya). Optimisasi (radiasi yang digunakan harus seminimal mungkin). Dan Limitasi (paparan radiasinya harus di bawah batas yang telah ditetapkan). 

PPR memiliki peran penting dalam pelayanan ini. Mereka bertugas memantau dosis radiasi yang diterima selama proses radioterapi berjalan. Selain itu, memastikan peralatan yang digunakan berfungsi secara baik dan sudah dikalibrasi. Dalam pelayanan ini, PPR wajib memakai Alat Pelindung Diri (APD). Biasanya terbuat dari bahan timbal (Pb) meliputi apron tubuh, gonad, tiroid, sarung tangan dan kacamata. Penggunaan APD harus tepat agar meminimalkan risiko paparan radiasi yang berbahaya. 

PPR bertanggung jawab dalam memberikan edukasi dan pelatihan kepada tenaga medis. Pengecekan secara berskala pada area radioterapi juga bertujuan untuk mengurangi risiko paparan radiasi. Jika terjadi paparan yang melebihi batas aman, PPR harus segera melakukan evaluasi dan mengambil tindakan lebih lanjut. Koordinasi antara PPR dan tenaga medis lainnya sangat penting dalam memastikan keselamatan dalam pelayanan radioterapi ini. Dengan itu, PPR menjadi kunci utama dalam mengelola risiko radiasi dan menjaga kualitas pelayanan radioterapi secara aman. 

Dengan pengendalian dosis radiasi dan penerapan prinsip ALARA, PPR menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas pelayanan radioterapi. Mereka tidak hanya melindungi dari bahaya radiasi, tetapi juga meningkatkan kepercayaan pasien selama menjalani terapi. Oleh karena itu, pengembangan dan dukungan terhadap PPR harus ditingkatkan agar pelayanan berjalan secara optimal dan aman sesuai standar keselamatan yang telah ditetapkan.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun