Mohon tunggu...
JPIC Kapusin Medan
JPIC Kapusin Medan Mohon Tunggu... Lainnya - Capuchin Brother

Fransiskan Kapusin

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mencoba Mengerti Prinsip "Partigatiga" dalam Promosi Barang Jualan

22 Februari 2021   12:28 Diperbarui: 22 Februari 2021   12:43 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pedagang atau penjual punya target agar konsumen atau pembeli "tergiur" membeli barang dagangannya. Hingga pada akhirnya, konsumen menjadi langgangan yang menetap dari produk yang ditawarkan. Untuk itu, para pedagang akan berpikir habis-habisan, cara apa yang dapat dan harus dilakukan. Salah satunya adalah dengan promosi periklanan "Advertising". 

Iklan yang dibuat tidak boleh minimalis dan sederhana, harus woww, baik dari sisi warna, ilustrasi, tampilan, dan bentuk barang. Di zaman digital ini, hal ini tak mustahil dilakukan. Selain karena sudah banyak program atau platform yang bisa digunakan, para ahli edit dan promosi juga sudah banyak tercipta dan menyebar di mana-mana. Pihak pedagang  atau penjual tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. 

Alhasil muncullah promosi yang
menyajikan produk dan harga yang menarik; menampilkan tempat yang dapat diakses para konsumen atau pembeli terjangkau dengan perluasan agen; memikat orang-orang agar semakin yakin dengan pedangan dan barangnya serta bersedia menjadi pelanggan setia; meyakinkan bahwa proses transaksi lancar; dan melukiskan tempat pedagang atau penjual barang yang akuntabel.

Target umum adalah barang dagangan laku, pihak pedagang atau penjual diminati banyak orang, dan fulus berlimpah. 


Pihak Konsumen atau Pembeli: Dibutuhkan Pengalaman dan Kecermatan
Promosi yang disampaikan oleh para pedagang dan penjual menjadi satu sarana komunikasi antara pedagang dengan konsumen. Lewat promosi, konsumen tahu deskripsi barang yang dicari, pihak yang dapat dihubungi, harga barang, dan rating terhadap pihak pedagang dan barangnya. 

Sekali lagi, promosi itu akan berusaha menampilkan tawaran barang yang menggiurkan. Bisa jadi, oleh karena satu dan lain hal, kita terpikat dan tertarik untuk beli barang tersebut. Malahan, kita rela merogoh kantong dan membeli barang itu meski harganya cukup tinggi. Padahal, belum tentu barang itu seasli promosinya. Ujung-ujungnya, ketika barang sudah tiba, kita kecewa, drop, dan menyesal.

Misalnya makanan. Pastilah tampilan iklan atau promosi itu akan menarik dan tampak tanpa cacat cela. Kita tergiur dan akhirnya beli itu barang, apalagi sedang lapar-laparnya. Eh... pas udah beli kita kecewa; baik karena tampilan yang amburadul, rasa yang ngak jelas, porsi yang sedikit dan tak sebanding harganya, lebih baik masak sendiri daripada beli ini, dan lain-lain.

Untuk itu, kita perlu berhati-hati dan cermat. Kalau sudah pernah jadi korban, buatlah itu menjadi pengalaman untuk lebih teliti dan cermat. Atau boleh minta rekomendasi dari teman-teman terkait promosi yang mau dibeli. Mana tahu teman yang lain juga sudah pernah mengalami hal yang serupa. Bisa saja ini menjadi bahan pertimbangan sebelum pesan dan beli makanan atau barang belanjaan online.

Itulah prinsip partigatiga. Soal kepuasan konsumen menjadi hal berikut, atau malah tidak menjadi masalah bagi mereka. 

dokpri
dokpri
Pahami Prinsip Partigatiga dan Tidak Ikuti Keinginan Diri terhadap Apa yang Diperlukan
Mau tak mau, kita sudah semakin diarahkan kepada belanja secara online, meski secara tradisional tidak dilarang. Apalagi, mengingat manusia sekarang sudah lebih senang tidak repot dan capek mencari ke tempat secara langsung. Tinggal klik, transaksi berhasil dan tunggu pesanan datang. Terutama, di masa pandemi ini, belanja online menjadi alternatif hindari kerumunan dan kontak fisik dengan orang banyak. Belanja secara online sangat membantu dan menawarkan fitur-fitur menarik.

Menggerutu, kesal, kecewa, dan marah terhadap penjual atas makanan dan barang yang tidak sesuai harapan sah dan wajar. Hanya, kita pun perlu menimbang bahwa itulah prinsip kerja mereka. Barangkali, ketika berada di posisi mereka, kita akan lakukan hal yang sama. Bahkan, sadar tidak sadar, kita pun akan lakukan promosi terhadap orang lain, baik itu berupa promosi barang atau harta milik atau keluarga atau keahlian atau prestasi atau apa pun itu. Akan selalu ada prinsipi melebih-lebihkan yang baik (hiperbola) dan mengurang-ngurangi yang jeleknya. Itulah prinsip partigatiga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun