Mohon tunggu...
Inovasi

Konservasi Air di Perkotaan

12 Mei 2018   23:06 Diperbarui: 12 Mei 2018   23:11 1266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil pendataan sensus penduduk pada tahun 2010 yang diaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), menyatakan bahwa tercatat sebanyak 207.176.162 penduduk Indonesia memeluk Agama Islam. Banyaknya pemeluk agama islam berbanding lurus dengan pembangunan tempat ibadahnya. Diperkirakan jumlah masjid mencapai 885.000, dan sekitar 19% ada di provinsi Jawa Barat. Banyaknya masjid yang terletak diperkotaan membuat kebutuhan akan air bersih yang digunakan untuk bersucipun meningkat, sehingga perlu diadakannya strategi dan upaya konservasi air di masjid perkotaan.

Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah pengelolaan air dengan cara pembuatan sumur resapan, dimana sumber airnya berasal dari pengumpulan air hujan serta program mendaur ulang air bekas wudhu dengan teknologi pembersihan air, sehingga air itu tidak terbuang begitu saja. Wudhu hanya menghasilkan air dengan kotoran yang sangat sedikit. Pembersihan air bekas wudhu relatif mudah, oleh karena itu air bekas wudhu bisa dengan mudah dimanfaatkan kembali.

Pengelolaan air yang dilakukan menggunakan sistem tadah air hujan atau sumur resapan dibuat terintegrasi dengan mengalirkan air hujan dari talang atap bangunan ke tangki penampung sedimikan rupa sehingga kotoran bisa terbuang luberan airnya dimasukan ke akuifer sumber air tanah melalui sumur resapan.  Adapun manfaat dari sumur resapan yaitu mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan dan mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah.

Salah satu cara mendaur ulang air bekas wudhu yaitu menggunakan metode reverse osmosis. Reverse osmosis adalah suatu metode penyaringan yang dapat menyaring berbagai molekul besar dan ion-ion dari suatu larutan dengan cara memberi tekanan pada larutan ketika larutan itu berada di salah satu sisi membran seleksi (lapisan penyaring). Proses tersebut menjadikan zat terlarut terendap di lapisan yang dialiri tekanan sehingga zat pelarut murni bisa mengalir ke lapisan berikutnya (Wimalawansa, 2013).  Adapun dana yang dibutuhkan untuk merealisasikan metode tersebut menjadi hambatan utama dalam pelaksanaannya.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun