Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Carina Joe dan Perempuan Indonesia

30 November 2022   22:15 Diperbarui: 30 November 2022   22:37 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Carina Joe (kanan). Foto: Tangkapan layar IG SDH LC

Saat berpikir untuk menyerah, ingatlah kembali mengapa kamu memulainya -- Anonim

Andaikan Carina Joe benar-benar berhenti dari pekerjaannya saat itu, bagaimana jadinya dengan keberadaan vaksin AstraZeneca?

Melalui berbagai media, barangkali kita sudah tahu tentang vaksin AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca merupakan vaksin yang paling banyak diproduksi di dunia. Bahkan hingga mencapai 4 miliar dosis. Sementara berdasarkan sebarannya, ternyata vaksin tersebut sudah tersebar di 189 negara.

Jangan-jangan, sahabat pembaca adalah salah satu pengguna vaksin tersebut.

Sahabat pembaca, tahukah Anda? Ternyata di balik inovasi produksi massal (manufaktur) vaksin tersebut, ada seorang perempuan hebat Indonesia. Sosok yang dimaksud adalah Carina Citra Dewi Joe.

Tetapi, sesungguhnya perlu kita tahu, bahwa hingga mencapai tahap tersebut, upaya yang dilakukannya bukan sesuatu yang mudah.

Ada banyak rintangan yang harus dihadapi Carina Joe yang adalah "Senior research scientist in vaccine development focusing on viral vector vacsines" di Universitas Oxford.

Dalam sebuah gelar wicara (talk show) yang diselenggarakan di tempat saya mengajar, Carina Joe sempat menyampaikan rintangan terberat yang harus dihadapinya dalam proses inovasi produksi massal (manufaktur) vaksin tersebut.

Misalnya saja, Carina Joe harus bertahan dengan keberadaan timnya yang kecil. Bahkan Carina Joe menyampaikan bahwa sebagian besar pekerjaan dilakukan sendiri. Pasalnya, tidak ada lagi waktu untuk merekrut orang yang baru (kandidat yang terbaik) dan untuk melakukan pelatihan. Saat itu memang tenggat waktunya yang sangat mepet.

Padahal biasanya untuk mengerjakan hal demikian setidaknya terdiri 4-5 orang dalam satu tim. Belum lagi adanya tuntutan dari segi waktu, harus dikerjakan satu setengah atau dua bulan. Padahal pekerjaan demikian umumnya dikerjakan membutuhkan waktu sekitar dua tahun.

Jadi untuk menuntaskan hal tersebut, sering sekali Carina Joe harus bekerja enam belas jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu. Harapannya tentu agar proyek tersebut bisa berjalan dengan cepat.

Barangkali masuk akal kalau tuntutan pekerjaan memang demikian ketatnya. Mengingat saat itu dalam kondisi darurat, pandemi covid-19 semakin meluas, bahkan semakin banyak memakan korban jiwa.

Bagi Anda yang sudah terbiasa bekerja delapan jam dalam sehari dan lima hari dalam seminggu, akan mengerti betul bagaimana rasanya bekerja enam belas jam dalam sehari dan tujuh hari dalam seminggu.

Oleh karena itu, pada satu titik tertentu, Carina Joe tidak kuat atau tidak mampu lagi dengan tekanan yang sangat tinggi. Akhirnya mencoba untuk menyampaikan kepada atasan agar berhenti dari pekerjaannya.

Dua hal yang atasan Carina Joe bilang, bahwa atasannya sangat mengerti dengan keadaan saat itu karena sudah banyak yang dikorbankan. Tetapi hal inilah yang kita lakukan sebagai ilmuan. Intinya, vaksin tersebut tentu punya potensi yang besar membantu orang.

Selanjutnya, atasan Carina Joe juga menyampaikan bahwa ada banyak orang meninggal karena covid-19, apakah mau keluar dari proyek ini? Artinya, kalau Carina Joe keluar saat itu, tentu tidak ada lagi menggantikannya.

Seperti kata bijak yang sudah saya sampaikan di awal tulisan ini, saat berpikir untuk menyerah, ingatlah kembali mengapa kamu memulainya.

Barangkali itulah yang membuat Carina Joe mengurungkan niatnya untuk keluar. Bahwa Carina Joe tahu betul mengapa ia memulai apa yang sudah dikerjakan. Tentu sangat dipengaruhi panggilan hidupnya untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Hal itu tidak terlepas dengan pesan Ibunya yang selalu menanamkan nilai-nilai kebaikan dan arti tanggung jawab sejak kecil. Begitulah pengakuan Carina Joe pada kegiatan gelar wicara yang diselenggarakan Sekolah Dian Harapan Lippo Cikarang.

Sekarang, Carina Joe dikenal di berbagai belahan dunia karena apa yang telah dikerjakannya (prestasinya), demi kepentingan umat manusia.

Tentu bukan hanya Carina Joe yang bangga dengan capaian tersebut. Bangsa Indonesia juga. Bangsa kita bangga melihat anak bangsa, seorang perempuan hebat, turut mengharumkan nama bangsanya. Ternyata, ada anak bangsa yang turut berkontribusi untuk dunia di tengah permasalahan dunia yang sedang melanda.

Carina Joe ternyata telah berhasil menyejajarkan ilmuan Indonesia dengan ilmuan negara maju lainnya.

Nah, bagi para perempuan Indonesia, apa pun status dan peran Anda dalam masyarakat saat ini, atau dalam keluarga sekalipun, hendaknya melakukan tanggung jawab dengan tulus dan sepenuh hati. Seperti Carina Joe telah melakukan bagiannya.

Mari jadikan apa yang sudah dikerjakan Carina Joe menjadi sesuatu yang menginspirasi diri. Tunjukkan bahwa perempuan Indonesia adalah perempuan hebat.

Layaknya apa yang pernah di perjuangan oleh Raden Ajeng Kartini, hendaknya perempuan berdiri tegak, mewujudkan cita-cita emansipasi perempuan.

Kini perempuan bukan lagi kelas dua di negeri ini, bahwa perbedaan gender itu bukan lagi bagian dari strata sosial. Semua orang di negeri ini bebas berkarya, berkreasi dan maju.

Bangsa ini butuh sentuhan wanita untuk mewarnai setiap sendi kehidupan. Bukankah telah banyak bukti bahwa di negeri ini ternyata seorang perempuan pun bisa menjadi pemimpin hebat.

Ada yang telah menjadi presiden, menteri, gubernur, walikota dan bupati. Bahkan tidak sedikit yang menjadi pemimpin di berbagai instansi pemerintah lainnya, serta perusahaan swasta.

Bahkan kalau melihat daftar pahlawan nasional, yang turut berjuang untuk negeri ini, ternyata tidak sedikit yang berasal dari perempuan.

Masihkan kita meragukan peran seorang perempuan di negeri ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun