"Pusing! Anak kami sudah kecanduan game online. Bahkan ketika pembelajaran daring, secara diam-diam, sering menggunakan waktunya untuk bermain game online.
Begitu pula setelah selesai pembelajaran daring, susah sekali melepaskan gadget yang ada di tangannya. Terkadang, ketika diminta untuk berhenti sejenak menggunakan gadgetnya, sering berdalih kalau dia sedang belajar dan mengerjakan tugas.
Kami pun baru tersadar ketika guru (wali kelasnya) datang ke rumah. Guru tersebut menyampaikan kalau tunggakan tugas anak kami sudah sangat banyak."
Begitu keluh kesah seorang kerabat karena anaknya sudah kecanduan game online.
Permasalahan demikian, Â ternyata menjadi keluhan banyak orang tua, terutama selama masa pandemi covid-19. Belajar daring memang sering sekali menjadi pintu kesempatan bagi anak untuk menyalahgunakan fungsi manifes dari internet tersebut.
Sebagai orang tua, jujur, saya pun terkadang berada pada posisi tersebut. Bahkan ada rasa waswas kalau suatu saat hal itu bisa juga terjadi pada anak kami.
Lantas, perlukah kita sebagai orang tua ramai-ramai menyalahkan hingga memutus sambungan layanan internet yang ada di rumah?
Kita tentu sepakat, itu bukan solusi. Malah bisa mengakibatkan kerugian.
Kalau melihat fakta, bukankah peran internet itu sangat banyak membantu kehidupan kita selama ini? Banyak kemudahan yang bisa kita rasakan semenjak internet tersebut berada di tengah-tengah keluarga kita. Bahkan hampir semua aktivitas kehidupan sekarang ini terkoneksi dengan internet.
Contoh yang paling nyata, pada masa pandemi Covid-19 yang sedang kita hadapi bersama. Sebelumnya, tentu kita tidak pernah menduga akan terjadi pandemi ini selama dua tahun. Situasi ini memaksa masyarakat untuk memaksimalkan aktivitas di rumah. Seiring dengan itu, kebutuhan akan internet pun terus meningkat.