Mohon tunggu...
Thurneysen Simanjuntak
Thurneysen Simanjuntak Mohon Tunggu... Guru - Nomine Kompasiana Awards 2022 (Kategori Best Teacher), Pendidik, Pegiat Literasi, serta Peraih 70++ Penghargaan Menulis.

www.thurneysensimanjuntak.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Masa Depan IKM dengan Pemanfaatan Ekonomi Digital

15 Desember 2018   10:25 Diperbarui: 15 Desember 2018   14:19 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semarak IKM Festival 2018. Dokumentasi pribadi

"Kita berharap keberadaan ekonomi digital bisa menjadi sarana transportasi, bukan sarana disrupsi bagi Usaha Kecil dan Menengah (UKM)"  (Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian)

Dunia sedang memasuki sebuah era baru. Era industri 4.0. Di mana penggunaan "Internet of Things" (IoT), "Data of Things", 3D Printer dan "Robotic Automation" menjadi karakteristiknya.

Berbagai perusahaan dibelahan dunia pun berbenah. Jika tidak, jeratan disrupsi pun menanti.

Indonesia sendiri harus siap dengan era tersebut. Sektor industri makanan dan minuman, industri otomotif, industri tekstil dan pakaian jadi, industri elektronik serta industri kimia merupakan sektor unggulan yang dianggap paling siap memasuki era ini.

Sementara kalau berbicara tentang strategi untuk menghadapi era ini, ada beberapa yang telah disiapkan. Diantaranya mengembangkan Industri Kecil Menengah (IKM) serta pembenahan infrastruktur digital. Dua hal tersebut,  sesungguhnya hanyalah sebagian kecil dari strategi yang ada.


Kaitannya dengan IKM, maka kita harus serius mendorongnya. Setidaknya ada empat hal yang harus didorong agar IKM dapat berdaya saing. Pertama, produk harus memiliki ciri khas. 

Kedua, SDM yang bisa dikembangkan. Ketiga, pola pemasaran yang baik, serta Keempat, pemanfaatan teknologi digital. Begilah kira-kira yang disampaikan Airlangga Hartarto pada sebuah even penting bagi IKM yakni Semarak IKM Festival 2018.

Pertanyaannya, mengapa pemerintah dan masyarakat harus menopang dan mendorong IKM untuk memanfaatkan teknologi digital?

Tentu harapannya, IKM mampu bertahan ditengah derasnya arus disrupsi yang menggejala seperti sekarang. Apalagi IKM itu merupakan penyokong terbesar ekonomi masyarakat dan bangsa.

Faktanya, Kementerian Perindustrian mencatat bahwa jumlah IKM terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Misalnya, pada tahun 2013, ada sebanyak 3,43 juta IKM. 

Kemudian naik menjadi 3,52 juta IKM pada tahun 2014. Pada tahun 2015 sudah mampu mencapai 3,68 juta IKM, dan bertambah lagi hingga 4,41 juta di tahun 2016. Demikian hingga sekarang terus mengalami peningkatan.

Artinya, dengan mencapai angka tersebut, maka tenaga kerja di Indonesia terserap hingga 10,1 juta orang. Jumlah tersebut mendominasi dari populasi dan tenaga kerja industri di Indonesia. Dan berharap ke depannya jumlah IKM nasional akan semakin meningkat seiring pertumbuhan kelas menengah yang diperkirakan mencapai 70 persen dari total penduduk Indonesia pada tahun 2025.

Sebuah keniscayaan, bahwa IKM harus terus dipacu dan menjadi fokus perhatian mengingat jelang tahun 2030 kita akan mengalami kondisi yang menguntungkan, yakni Bonus Demografi. 

Artinya jumlah tenaga produktif di Indonesia akan sangat besar di tahun tersebut. Atau terbesar sepanjang sejarah bangsa ini. Sehingga jika tidak dimanfaatkan, situasinya malah bisa terbalik. Berubah menjadi petaka demografi.

Kita bisa bayangkan tanpa kehadiran IKM di negeri ini, dengan besarnya penduduk produktif tanpa lapangan pekerjaan. Apa yang terjadi dengan bangsa kita?

Karena itu, sebagai penyedia lapangan pekerjaan yang sangat besar, maka IKM harus mampu berselancar di era disrupsi. Sebab tanpa kemampuan beradaptasi secara perlahan atau dalam waktu yang cepat akan tersingkir. Salah satu yang harus dipikirkan bahwa dukungan teknologi digital dan penggunaan sistem ekonomi digital #ecodigi adalah sebuah keniscayaan.

Untuk itulah, Kementerian Perindustrian tidak berhenti mendorong IKM agar dapat memanfaatkan marketplace untuk mempromosikan produknya secara online. 

Bahkan seiring dengan perkembangan ekonomi digital saat ini, di mana transaksi lebih banyak dilakukan melalui e-Commerce maka pemerintah pun telah memfasilitasi platform digital dengan membangun e-Smart IKM sejak tahun lalu. 

Setidaknya sudah ada 1730 IKM yang telah mengikuti workshop e-Smart IKM. Tahun 2018 ini ditargetkan bertambah sebanyak 4000 IKM dan tahun 2019 membidik hingga 5000 IKM.

Semoga saja dengan pengembangan penerapan ekonomi digital yang demikian, akhirnya IKM tetap mampu bersaing di era industri 4.0 sehingga menjadi andalan bagi lapangan pekerjaan dan sumber devisa bagi negara.

Sumber Referensi :
1
2

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun