Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mencermati Demarkasi Science dan Pseudoscience

23 Mei 2022   18:32 Diperbarui: 23 Mei 2022   18:38 1109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepercayaan yang ada dalam konsep pseudo-scinece berbeda jauh dengan konsep kepercayaan dan keyakinan (iman) dalam agama, seperti Islam. Kepercyaan tentang kehidupan mahluk di alam lain selain alam manusia, merupakan buah dari kepercayaan terhadap apa yang dijelaskan dalam kitab suci, termasuk semua materi yang sulit dinalar secara empiris. 

Apabila percaya kebenaran kitab suci al-Qur'an berarti percaya terhadap semua yang terkandung di dalamnya, termasuk hal-hal yang berada di luar logika akal manusia. Dasar ilmu Islam adalah kepercayaan, keyakinan, dan keanekaragaman ilmu, selain masalah dasar logika dan obyektifitas, serta dasar aspek kemanusiaan dari ilmu pengetahuan.

Tiga hal mendasar yang dipersoalkan oleh Popper terkait kinerja kaum positivisme, yaitu: masalah induksi, demarkasi, dan verifikasi. Disebutkan bahwa ketiga hal tersebut saling berkaitan dan sulit untuk dipisahkan. Perihal induksi, Popper menolak adanya generalisasi. 

Alasan prinsipil atau metode induksi yang dengan prinsip generalisasinya, tidak dapat dijadikan sebagai dasar pembenaran suatu pengetahuan ilmiah. 

Demikian juga dalam prinsip falsifikasi, Popper menegaskan bahwa kebenaran suatu ilmu pengetahuan bukan ditentukan melalui upaya-upaya pembenaran (verifikasi) saja, melainkan melalui mekanisme ilmiah, salah satunya penyangkalan terhadap proposisi yang dibangun oleh ilmu itu sendiri.

Jadi jelas sekali bahwa science merupakan ilmu pengetahuan yang telah teruji secara empiris dan teoritis, bahkan Popper dengan tegas menyatakan bahwa teori ilmu pengetahuan itu bukan sebuah kemutlakan, tetapi bersifat sementara karena harus terus menerus diuji dan dikembangkan. 

Pseudoscience tidak melalui mekanisme tersebut, bahkan seolah-seolah muncul sebagai sebuah kemutlakan. Oleh karena itu pseudoscien bukanlah dalam kelompok science yang walaupun turut membahas masalah science.[]

Sekadar berbagi. Semoga bermanfaat.

KL: 23052022

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun