Mohon tunggu...
T.H. Salengke
T.H. Salengke Mohon Tunggu... Petani - Pecinta aksara

Ora et Labora

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemuda yang Tak Kenal Lelah Mendidik Anak TKI di "Sarawak"

1 November 2017   06:50 Diperbarui: 1 November 2017   23:15 2052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Salim sedang mengajar menulis anak-anak pekerja migran Indonesia di perkebunan Sarawak. Foto: Dok. Pribadi.

Pak Salim, begitulah sapaan akrab yang biasa saya panggil. Pemuda kelahiran Sapaya, Gowa, Sulawesi Selatan merupakan buruh perkebunan yang sehari-hari memetik buah kelapa sawit di Negeri Sarawak, Malaysia Timur. 

Pak Salim merantau ke Negeri Jiran sejak tahun 2011 yang lalu dan tentunya merasa betah bekerja di perkebunan kelapa sawit karena bisa sambil mengabdi mengajar anak-anak buruh migran Indonesia di sekitar tempat tinggalnya. 

Kehidupan Pak Salim menjadi lebih sempurna dan bersemangat karena didampingi oleh isteri tercinta, Suriana Samsul, gadis asal Pinrang, Sulawesi Selatan yang dipinangnya tahun 2014 yang lalu.

Sudah hampir lima tahun saya mengenal Pak Salim, walaupun berjauhan karena saya tingal di Kuala Lumpur, tetapi kami senantiasa saling berkomunikasi dan berkoordinasi satu sama lain sekadar sharing terkait upaya memberikan layanan pendidikan bagi anak-anak pekerja migran Indonesia di Malaysia.

Pak Salim tidak sendirian berjuang dalam bidang pendidikan di perkebunan Sarawak. Terdapat belasan bahkan puluhan tenaga pendidik lainnya yang direkrut dari pekerja migran yang memiliki kecintaan akan ilmu pengetahuan dan skill mengajar. Jiwa mendidiklah yang membuat Pak Salim dan rekan-rekannya mencoba mengumpulkan anak-anak umur sekolahan untuk diajar membaca dan berhitung. 

Di awal dahulu, kegiatan belajar tak ubahnya dengan les yang dilaksanakan di bawah pohon kelapa sawit, dan itu semua dilakoni seusai waktu kerja. Lama kelamaan, ternyata banyak yang tertarik mengantar anak mereka bergabung untuk belajar di waktu tertentu yang disepakati. Akhirnya berdirilah pusat belajar yang kerennya disebut sebagai Community Learning Center (CLC).

Foto: Dok. Pribadi
Foto: Dok. Pribadi
Tahun 2017 usaha Pak Salim berbuah manis, dia dan kawan seperjuangannya diangkat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai tenaga pengajar tetap di Community Learning Center (CLC) Sarawak. 

Lebih membanggakan bahwa pada tahun ini, Pak Salim merintis tiga CLC baru di wilayah Sibu, Sarawak. Pusat belajar anak buruh perkebunan itu telah diresmikan oleh Kedutaan RI dan juga Jabatan Pendidikan Negeri Sarawak. Artinya operasional CLC menjadi legal dari sisi hukum negara setempat dan anak-anak pekerja migran bisa belajar dengan tenang.

Pihak perusahaan sangat menghargai usaha mulia Pak Salim yang tak kenal lelah mendidik anak Indonesia di perantauan. Pertengahan Oktober 2017 yang lalu, Pak Salim dianugrahkan penghargaan atas jasanya merintis dengan tekun kelas pendidikan anak-anak pekerja migran Indonesia di Sarawak.

Akhir Oktober lalu, sebuah film pendek tentang pendidikan anak pekerja migran di Sarawak berjudul MARKA yang digarap oleh Ineu Rahmawati dan Akad Syamifudin memenangi dua kategori sekaligus yaitu kategori film terpavorit oleh pemirsa dan film terbaik Eagle Awards 2017. Perolehan yang membuat MARKA mendapat tiket ke festival film internasional, merupakan prestasi membanggakan yang tak terlepas dari kiprah Pak Salim yang turut berperan membintanginya film tersebut.

Pak Salim dan teman-teman seperjuangan di pedalaman Negeri Sarawak, merupakan penggiat pendidikan sejati yang berjuang dengan segala kesederhanaan dan ketulusan demi untuk memerangi buta huruf yang rawan dialami oleh anak pekerja migran Indonesia di perantauan.(*)

Sekadar berbagai kisah inspiratif untuk Indonesia Cerdas.

KL: 31102017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun