Serpihan itu bernama aku
berceceran berkalang debu
di antara senyapnya rindu
di antara sepinya pilu,
                       Tuhan, Kau kah itu yang menegurku?
Malam larut dalam segelas kopi ketika nyali tak lagi bertaji
Suluk yang kudengar makin membuat bimbangku bingar,
                       Tuhan, Kau kah itu yang menyapaku?
Serpihan itu, aku namanya
seorang lelaki yang lagi sibuk bertanya
di mana ujungnya