Mohon tunggu...
Thoriq Ahmad Taqiyuddin
Thoriq Ahmad Taqiyuddin Mohon Tunggu... Sarjana Hubungan Internasional. Pembaca, Penulis dan Analis Sosial.

Tertarik pada isu politik, hukum, filsafat dan dinamika global. Sesekali mengulas kultur populer dan review film.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Consumerism Society dalam Perspektif Jean Paul Baudrillard

5 Februari 2025   00:10 Diperbarui: 5 Februari 2025   10:45 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jean-Paul Baudrillard dan konsepnya tentang Masyarakat Konsumtif. (image: lsfdiscourse.com)

Dalam dunia modern, konsumsi tidak lagi sekadar soal memenuhi kebutuhan dasar seperti makan, pakaian, atau tempat tinggal. Lebih dari itu, konsumsi telah menjadi bagian dari identitas sosial, status, dan cara seseorang mengekspresikan dirinya. Seorang pekerja yang membeli iPhone terbaru mungkin tidak hanya menginginkan fitur teknologi canggih, tetapi juga ingin menunjukkan status dan gaya hidup tertentu. Seorang penggemar mode yang membeli tas merek mewah bukan hanya ingin membawa barang dengan nyaman, tetapi juga ingin menyampaikan citra tertentu tentang dirinya kepada dunia.  

Jean Baudrillard, seorang filsuf dan sosiolog asal Prancis, membahas fenomena ini dalam bukunya "The Consumer Society" (1970). Ia berpendapat bahwa dalam masyarakat modern, konsumsi telah melampaui kebutuhan material dan berubah menjadi sebuah sistem simbol. Benda-benda yang kita konsumsi bukan hanya memiliki nilai guna, tetapi juga makna sosial yang mengonstruksi realitas kita. 

Konsumsi sebagai Sistem Simbol.

Baudrillard menolak pandangan ekonomi klasik yang melihat konsumsi hanya sebagai respons terhadap kebutuhan manusia. Menurutnya, dalam masyarakat modern, konsumsi tidak lagi berpusat pada fungsi benda itu sendiri, tetapi lebih pada apa yang diwakili oleh benda tersebut.  

Ketika seseorang membeli mobil mewah seperti Lamborghini atau Rolls-Royce, ia tidak hanya membeli alat transportasi, tetapi juga simbol status, kesuksesan, dan eksklusivitas. Pemilik mobil tersebut ingin menunjukkan kepada dunia bahwa ia memiliki kekayaan dan gaya hidup yang berbeda dari kebanyakan orang. Dalam hal ini, mobil bukan sekadar kendaraan, tetapi sebuah kode sosial yang memiliki makna lebih dalam.  

Baudrillard melihat dunia modern sebagai tempat di mana objek-objek konsumsi memiliki "nilai tanda" (sign value), bukan hanya "nilai guna" (use value). Sebuah barang tidak hanya dipakai untuk fungsinya, tetapi juga untuk menunjukkan sesuatu tentang pemiliknya.  

Sebagai contoh, seseorang yang memakai jam tangan Rolex tidak hanya ingin tahu waktu, tetapi ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa ia memiliki selera, kemapanan, dan kelas sosial tertentu. Sementara itu, orang yang memakai baju thrift atau pakaian bekas dari pasar loak mungkin ingin menyampaikan citra dirinya sebagai individu yang anti-kapitalisme, unik, atau berbeda dari tren konsumsi massal.  

Baudrillard menyoroti bahwa konsumsi dalam masyarakat modern adalah konsumsi makna. Barang-barang yang kita beli adalah bagian dari sistem tanda yang digunakan untuk berkomunikasi, seperti bahasa.  

Bagaimana Konsumsi Membentuk Identitas?.

Salah satu gagasan utama Baudrillard adalah bahwa dalam masyarakat konsumsi, individu tidak hanya membeli barang, tetapi juga membangun identitas mereka melalui konsumsi. Barang-barang yang kita pilih mencerminkan kepribadian kita dan cara kita ingin dilihat oleh orang lain.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun