Mohon tunggu...
Thomson Cyrus
Thomson Cyrus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta, blogger, vlogger

Untuk Kerjasama, Bisa hub Kontak Email : thomsoncyrus74@gmail.com DM IG : @thomsoncyrus74

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gedung Pertemuan (Sopo Godang) Se-megah Ini Dibangun Toba Pulp Lestari di Desa Pangombusan, Toba

4 April 2021   22:37 Diperbarui: 4 April 2021   22:47 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di kota-kota besar,kita sudah lazim melihat gedung-gedung pertemuan yang megah, mewah dan tentu harga sewa pakainya bisa puluhan hingga ratusan juta sehari. Gedung-gedung pertemuan itu biasanya digunakan untuk menyelenggarakan hajatan besar atau event (Kegiatan) yang biasanya untuk menampung pengunjung yang banyak.

Salah satu acara (hajatan) yang memerlukan gedung pertemuan adalah Pesta Adat Pernikahan Orang Batak yang biasanya mengundang ratusan hingga ribuan undangan (tamu). Bila acara seperti ini dilakukan, maka bisa dipastikan memerlukan tempat yang luas dan nyaman. Di kampung, acara adat Batak saat pernikahan dilakukan masih kebanyakan di halaman rumah yang punya hajatan (acara). Tetapi di kota-kota, hal itu susah dilakukan.

Itu sebabnya, kota-kota besar banyak terdapat Sopo Godang (Gedung Pertemuan) yang dikhususkan untuk penyelenggaraan acara-acara Adat Batak dan acara-acara keagamaan (biasanya acara Hari besar Keagamaan) Seperti Acara Natal dan Acara Paskah bagi umat Kristiani.

Sopo Godang inilah tempat penyelenggaraan Acara Adat pernikahan Orang-orang Batak di perkotaan. Selain karena daya tampung (kapasitasnya) yang bisa menampung hingga ribuan orang (tamu undangan) juga untuk melakukan acara dengan nyaman dan tanpa mengganggu masyarakat sekitar. Harga sewa Sopo Godang di kota-kota besar bisa mencapai puluhan hingga mendekati ratusan juta rupiah per hari.

Sopo Godang ini biasanya terisi di hari Kamis hingga Hari Minggu. Di Jabodetabek puluhan mungkin juga bisa hingga ratusan jumlah Sopo Godang dan ini hampir terpakai setiap akhir pekan di masa normal sebelum pandemic covid 19 melanda dunia ini.

Nah, bila di kota-kota besar Sopo Godang sudah jamak (biasa) ditemukan, beda misalnya di Bonapasogit (kampung orang Batak). Sopo Godang masih jarang ditemui kecuali misalnya disekitar ibu kota kabupaten atau ibukota kecamatan yang jumlah penduduknya mulai Padat seperti Balige, Porsea, Tarutung dan Siborong-borong. Di Kota-kota itu sudah mulai berdiri Gedung Pertemuan untuk tempat menyelenggarakan acara pesta adat pernikahan, tetapi Gedung Pertemuan itu belum terlalu mewah atau belum se-megah yang di kota-kota besar seperti Medan dan Jakarta. Bahkan banyak yang masih berdindingkan setengah beton terbuka agar angina masuk ke ruang pertemuan.

Tetapi, ada yang berbeda saat saya pergi ke Desa Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba, minggu yang lalu. Disana sudah berdiri satu Sopo Godang (Gedung Pertemuan) yang Megah, tidak kalah dengan Sopo Godang yang di perkotaan. Namanya Sopo Godang HKBP Pangombusan.

Saya berkesempatan berbincang dengan Sintua Sitorus (Ketua Parartaon HKBP Pangombusan) dan Bapak Mula Butar-Butar (Salah satu jemaat HKBP Pangombusan yang sekaligus juga salah satu panitia yang membangun Sopo Godang HKBP Pangombusan tersebut).

Dalam perbincangan kami, ternyata Gedung pertemuan itu mulai di bangun sekitar tahun 2017 dan selesai akhir tahun 2019. Adapun Gedung Pertemuan (Sopo Godang) HKBP Pangombusan itu awalnya dibangun oleh Panitia Pembangunan yang dibentuk oleh Majelis Gereja HKBP Pangombusan. Di awal pembentukan kepanitiaan, mereka menargetkan Pembangunan Sopo Godang itu membutuhkan waktu sekitar kurang lebih 8 tahun mengingat besarnya Rencana Anggaran Biaya yang dibutuhkan untuk membangun Sopo Godang yang design nya super mewah menurut mereka saat itu dengan merencanakan sumber dana dari anak rantau jemaat HKBP Pangombusan dan juga Tok-Tok Ripe (Iuran Wajib anggota jemaat) sebesar RP 200 Ribu per KK. Berjalan 2 tahun, dana belum terkumpul significant dan panitia mulai merasa hopeless apakah bisa membangun Sopo Godang sesuai design yang sudah mereka buat.

Tetapi di satu waktu, panitia akhirnya punya ide dan sepakat untuk mengajukan proposal bantuan dana untuk melanjutkan pembangunan Sopo Godang yang saat itu baru hanya mulai pondasi bangunan dan mengajukan proposal ke PT Toba Pulp Lestari Tbk, perusahaan industry pulp yang beroperasi tidak terlalu jauh dari lokasi dibangunnya Sopo Godang (kompleks HKBP Pangombusan) itu. Alhasil,Bapak Mulia (Salah Satu Direktur Perusahaan) didampingi ibu Ramida Siringo-ringo (CD Manager PT Toba Pulp Lestari Tbk) mengunjungi lokasi bangunan dan setelah itu Proposal dibahas ditingkat manajemen dan disepakati untuk menyetujui melanjutkan menyelesaikan bangunan Sopo Godang hingga selesai akhir

Menurut Bapak Mula Butar-Butar, biaya pembangunan fisik Sopo Godang itu menghabiskan dana sekitar kurang lebih Rp 3 miliar (Bangunan dan fasilitas lainnya seperti meja dan kursi)

Menurut Ibu Hema Butar-Butar (CD Officer) yang saya temui di lokasi Sopo Godang. Bahwa tujuan dari bantuan pembangunan Sopo Godang HKBP Pangombusan ini adalah sebagai wujud nyata kehadiran perusahaan PT Toba Pulp Lestari Tbk untuk terus hadir berkontribusi ditengah-tengah kehidupan masyarakat sekitar perusahaan beroperasi. Selain itu, Perusahaan sadar bahwa masyarakat Batak sangat menjunjung tinggi adat dan budaya, dimana belum bisa terpisahkan dari kehidupan social masyarakat Batak yang namanya Mar-adat. Dengan demikian, perusahaan merasa perlu memberikan dukungan buat masyarakat untuk melestarikan budayanya sebagai identitas diri masyarakat Batak. Itulah beberapa alas an mengapa PT Toba Pulp Lestari Tbk menyetujui Proposal Pembangunan Sopo Godang HKBP Pangombusan ini. Adapun dana diambil dari alokasi dana CD Perusahaan yang memang dialokasikan untuk kepentingan masyarakat disekitar lokasi perusahaan beroperasi.

Lebih lanjut ibu Hema Butar-Butar menyampaikan, sesudah selesai pembangunan Sopo Godang itu, Pihak PT Toba Pulp Lestari Tbk menyerahterimakan Sopo Godang kepada pihak Gereja HKBP Pangombusan untuk kemudian dirawat dan dikelola sebagaimana tujuan awal dibangun untuk bisa digunakan jemaat secara khusus dan masyarakat Toba pada umumnya.

Menurut Sintua Sitorus, sewa Gedung pertemuan ini Rp 2.500.000,- bagi jemaat HKBP Pangombusan, di luar jemaat HKBP bisa disewakan untuk umum denga biaya sewa Rp 4 juta per hari (include listrik,air,kursi dan meja).

Sopo Godang HKBP Pangombusan ini tergolong megah bila misalnya dibandingkan dengan status tempat bangunan yang masih berdiri di sebuah desa yaitu desa pangombusan. Harapannya Sopo Godang ini bisa dirawat dan digunakan oleh masyarakat secara umum untuk kepentingan bersama.

Salam kompasiana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun