Mohon tunggu...
Thomas Panji
Thomas Panji Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Berusaha dengan sebaik mungkin

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menikmati Kreativitas Lokal di Jogja Pasaraya Malioboro

26 April 2022   09:00 Diperbarui: 29 April 2022   13:47 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Instalasi karya seni di salah satu sudut Jogja Pasaraya Malioboro | Dok. pri/ Thomas Panji

Jogja Pasaraya Malioboro tidak hanya sekadar berjualan. Namun, ada semangat pelestarian budaya dan kreatifitas lokal di dalamnya. 

Melancong ke Yogyakarta rasanya kurang lengkap jika tidak berkunjung ke Malioboro, salah satu ikon wisata paling legendaris di Yogyakarta atau bahkan di Indonesia. Sejak dikembangkan sebagai pusat niaga dan kuliner oleh pemerintah kolonial Belanda di sekitaran tahun 1800-an (Wijanarko, 2021), Malioboro saat ini semakin berbenah untuk dapat meraih status sebagai salah satu atraksi pariwisata budaya warisan dunia UNESCO (Purnandaru, 2021).

Untuk dapat meraih predikat dan status tersebut, maka pemerintah kota Yogyakarta melalui titah Sri Sultan Hamengkubuwono X selaku Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta mulai merevitalisasi Jalan Malioboro. Salah satu program yang cukup mendapatkan perbincangan hangat di kalangan masyarakat Yogyakarta adalah adanya program relokasi dan penataan ulang pedagang kaki lima (PKL) ke tempat yang lebih terkonsentrasi serta lebih rapih tentunya.

Alasan relokasi PKL dari sepanjang jalan Malioboro ini, di satu sisi juga diperuntukan untuk semakin mengembalikan nilai-nilai sejarah dan budaya kota Yogyakarta di zaman dahulu, yang beberapa di antaranya terekam jelas jejaknya pada sepanjang deretan pertokoan di jalan Malioboro, yang umurnya rata-rata telah mencapai ratusan tahun (Pangaribowo, 2021). Dengan demikian, maka saat ini kita akan melihat wajah jalan Malioboro yang lebih segar.

Berbagai deretan pertokoan saat ini sudah mulai terlihat kembali "aura" sejarahnya, trotoar semakin bersih, pejalan kaki semakin leluasa melangkah, dan lainnya. Salah satu hal menarik dari adanya pengejawantahan kebijakan ini adalah banyaknya pertokoan disepanjang jalan Malioboro yang saat ini sedang berusaha untuk berbenah dan semakin mempercantik dirinya masing-masing dengan berbagai renovasi serta inovasi baru dalam bisnisnya.

Tak terkecuali juga Jogja Pasaraya Malioboro, salah satu pusat perbelanjaan dengan konsep mini departement store yang terletak di jantung pariwisata kota Yogyakarta, khususnya di kawasan Malioboro. Jogja Pasaraya Malioboro menawarkan konsep dan sensasi yang segar bagi para pelancong. Sebab, alih-alih menawarkan produk yang seragam, Jogja Pasaraya Malioboro justru berani membawa ide dan inovasi baru bagi pariwisata di kawasan Malioboro.

Hal ini dapat pembaca temukan dan buktikan sendiri dari begitu banyaknya produk-produk UMKM dari seluruh wilayah Yogyakarta yang unik dan menarik untuk ditilik serta dipilih. Kurang lebih ada sekitar 400 jenama (brand) UMKM dari seluruh penjuru Yogyakarta yang ditawarkan oleh Jogja Pasaraya Malioboro. Berbagai produk industri kreatif UMKM mulai dari batik hingga keripik dapat pembaca temukan dengan mudah dan melimpah di sini.

Alasan mengapa produk UMKM lokal dipilih oleh Jogja Pasaraya Malioboro untuk ditawarkan kepada para pelancong adalah karena adanya misi pelestarian budaya dan promosi UMKM lokal itu sendiri. Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan secara langsung oleh CEO sekaligus founder Jogja Pasaraya Malioboro, Aditya Suryadinata, di acara #NgabuburitAsyik di Jogja Pasaraya Malioboro yang diselenggarakan oleh Kompianer Joga (22/4/2022). 

Dalam diskusinya, Adi menyatakan bahwa visi Jogja Pasaraya Malioboro adalah membantu meningkatkan perekonomian UMKM lokal. Maka, semangat menghadirkan produk UMKM lokal adalah kewajiban dan presensi Jogja Pasaraya Malioboro tidak hanya menjadi sekadar departement store saja, tetapi juga menjadi salah satu bagian yang mampu mempromosikan kreativitas, keunikan, dan kemajuan industri kreatif di Yogyakarta.

Kenampakan beranda Jogja Pasaraya Malioboro lengkap dengan suasana hiruk pikuk Malioboro di sore hari | Dok. pri/ Thomas Panji
Kenampakan beranda Jogja Pasaraya Malioboro lengkap dengan suasana hiruk pikuk Malioboro di sore hari | Dok. pri/ Thomas Panji

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun