Jurnalisme online membuat hidup kita menjadi lebih mudah. Klaim ini barangkali bisa diterima oleh masyarakat luas sebagai dampak dari mudahnya arus informasi serta berita yang bisa didapatkan oleh masyarakat secara cepat dan gratis.
Penetrasi internet dan kehadiran gawai mendorong semakin suksesnya kehadiran dari jurnalisme online ditengah kehidupan bermedia masyarakat. Jurnalisme online setidaknya mengubah banyak sekali hal di era-era seperti saat ini.
Mulai dari meredupnya industri cetak, konvergensi media yang semakin komplit, konten berita yang semakin beragam luas, kecepatan penyebaran berita, penggunaan teknologi robot dalam penulisa berita, dan lainnya.
Perkembangan ini tentu saja akan sangat dirasakan bagi para wartawan dan semua pemangku media serta pemilik media yang harus berjuang untuk tetap mempertahankan indentitas jurnalistik medianya ditengah gencarnya jurnalisme online.
Detik.com adalah satu dari puluhan ribu situs berita di Indonesia yang harus mempertahankan kaidah dan esensi jurnalistiknya ditengah penetrasi jurnalisme online dan konvergensi media.
Dalam sebuah acara web seminar (webinar) yang bertajuk Proses Produksi Konten dan Pengelolaan Media Sosial di Detikcom yang diselenggarakan pada Senin (27/4/2020), Elza Astri Retaduari selaku Asisten Redaktur di detik.com dan Maliyanti Setyorini selaku Head of Content Delivery and Engagement at detik.com, menjadi narasumber dalam webinar ini yang membagikan pegalaman dan strateginya dalam menghadapi era jurnalisme online dan konvergensi media.
Dalam pernyataannya, Elza mengungkapkan bahwa mental menjadi kunci terpenting untuk bisa bekerja di dalam lingkungan pekerjaan detik.com karena hampir setiap pergerakan sehari-hari yang terjadi di kantor sangatlah cepat. Selain itu nilai aakurat juga ditekankan untuk bisa menciptakan penulisan berita dan arus informasi yang baik bagi masyarakat.
“Setidaknya itu butuh data yang cukup, penulisan lead yang baik dan lainnya, sampai dapat persutujuan untuk menaikan berita pemimpin redaksi. Baru setelah itu kita harus cari berita lagi dan begitu untuk setiap harinya,” tutur Elza.
Siap mental dan mengedepankan nilai akurat saja tidak cukup. Menurut Elza, sebagai wartawan bekerja di era internet dan gawai, kemampuan multitasking juga sangat diperlukan untuk bisa menciptakan kapasitas jurnalis yang mumpuni.