Tantangan tersebut akhirnya memunculkan penataan ulang pada budaya media, industri dan regulasi (Baran dan Davis, 2013). Meski kehadiran teknologi pada media baru dirasa seperti mendegradasi fungsi dan eksistensi dari media massa tradisional yang terlihat usang, namun Luders dalam McQuail (2011) berpendapat, bahwa sejatinya teknologi komunikasi yang terdapat pada media baru juga membawa suatu aktivitas komunikasi massa yang lebih modern.
Dua kekuatan utama yang menstimulus lahirnya media baru, yakni komunikasi satelit dan pemanfaatan komputer (internet) akhirnya menghasilkan suatu dampak pada kemampuan media massa untuk melakukan proses digitalisasi dan memungkinkan mereka melakukan proses konvergensi serta pertukaran informasi yang lebih luas menembus batas-batas teritori yang dahulu tidak tersentuh oleh media mainstream.
Dalam perkembangannya, campur tangan teknologi komunikasi berbasis komputer yang masuk ke dalam ranah media massa (mainstream) telah menumbuhkan serangkain inovasi-inovasi penting, yang salah satunya adalah dimulainya publikasi surat kabar yang dahulunya berbasis cetak yang karena adanya pengaruh tersebut kemudian pindah ke ranah digital menjadi koran berbasis digital (Carey dalam McQuail, 2011).
Dengan begitu, maka menurut Livingstone dalam McQuail (2011) hal ini makin menumbuhkan nilai interaktivitas yang lebih besar dan banyak melahirkan berbagai inovasi-inovasi penting bagi dunia komunikasi massa, seperti konten yang tidak terbatas, jangkauan yang semakin luas, dan lainnya. Media baru (new media) dilihat sebagai bagian dari perubahan lanskap teknologi, sosial dan budaya yang jauh lebih luas dan sering disebut dengan istilah teknokultur.
Media Baru dan Lahirnya Budaya Teknologi (Teknokultur)
Istilah mengenai teknokultur digunakan untuk melihat serangkaian bidang produksi yang dimediasi oleh teknologi komunikasi dan mengalami perkembangan pesat. Ada beberapa bidang yang mengalami perkembangan pesat akibat teknokultur dari media baru, yakni (Lister et al, 2009):
1). Komunikasi saat ini lebih dimediasi melalui komputer (CMC). Saat ini ada begitu banyak orang yang suka mengirim pesan lewat surat elektronik; mencari sesuatu dari internet (World Wide Web); berteman di situs jejaring sosial; dan lainnya.
2). Munculnya cara baru untuk mendistribusikan dan menggunakan teks media, yang ditandai dengan interaktivitas dan format hipertekstual dalam World Wide Web, CD, DVD, Podcast dan berbagai platform lainnya.
3. Munculnya realitas virtual, yang ditandai dengan hadirnya lingkungan simulasi dan ruang representasi yang imersif, yang dapat mengaburkan batasan antara dunia nyata dengan dunia digital atau simulasi.
4. Ada berbagai transformasi dan perubahan (dislokasi) yang menyasar pada media-media tradisional yang sudah mapan (misalnya, fotografi, animasi, televisi, jurnalisme, film dan bioskop) ke arah yang digital.