Mohon tunggu...
Tholut Hasan
Tholut Hasan Mohon Tunggu... Guru - Maaf

Maaf

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Telisik Pribadi Konsisten

30 Mei 2019   12:08 Diperbarui: 30 Mei 2019   12:37 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Era sekarang banyak orang-orang, bahkan sekelas santripun tidak mempunyai prinsip yang kokoh dalam menjalankan hidup, dalam bekerja, bertakwa, memenuhi perintah Allah, bahkan saat menjalankan tugas-tugas yang telah diamanahkan.

Oleh karena itu, mereka seperti kurang memahami, apa itu konsisten? Penulis paparkan pada tulisan yang sangat singkat ini. Semoga tulisan ini bisa membangkitkan jiwa orang Islam.

Konsisten adalah fokus pada suatu bidang yang mana sesorang tidak akan pindah pada bidang lain sebelum pondasi bidang pertama benar-benar kuat dan kokoh. Kebulatan tekad untuk tetap terus menjalankan usahanya dengan menghadapi rintangan yang ada. Seorang pengusaha tidak akan berhenti atau patah semangat dari kegiatan wirausahanya ketika ia mengalami kebangkrutan atau menderita kerugian. Diapun tidak akan puas ketika usahanya berhasil. Seorang karyawan akan patuh pada semua aturan yang ada. Tidak pilih-pilih aturan yang cocok dengan hatinya, tidak memilih satu golongan karena teman, kerabat, satu instansi atau saudara, apalagi sampai membohongi dan mendustai.

Sikap ini wajib dimiliki oleh setiap Muslim. Tak pernah goyah karena badai kehidupan yang menghalang, memperjuangkan akidah untuk selalu tetap pada jalur yang benar. Dalam keadaan gembira, sedih, kesulitan, mendapat cacian dari kawannya, atau mengalami kemudahan, ia selalu teguh pendirian. Jika menjadi tuan, ia tidak berbuat aniaya kepada orang yang berbuat aniaya kepadanya. Jika menjadi pekerja ia ikhlas dalam bekerja, menyelesaikan pekerjaannya sampai tuntas, konsisten dalam kebenaran dan keadilan, serta tidak menipu apalagi curang.

Dia melaksanakan tugas bukan karena pujian dari seorang teman, dibanggakan saudara, apalagi sampai disanjung hingga keluar batas. Akan tetapi dia melakukan tugas karena mengikuti aturan yang ada dan melaksanakan perintah dari atasan sesuai dengan pos-pos yang telah tersedia, serta menghendel bawahannya agar tidak keluar darijalurnya. Maka apa jadinya jika pemimpin menghendel bawahannya agar tidak keluar dari jalur, sedangkan ia sendiri keluar jalur?

Ketaatan dalam beribadah bukan hanya sekedar dalam ruangan, tapi juga ia lampiaskan dalam batinnya sebagai pernyataan. Beribadah bukan agar dilihat orang-orang, ia taat bukan sekedar pura-pura, sebab mengelabuhi sama halnya dengan kemunafikan. Rasulullah bersabda, "Barang siapa yang mendustakan kami, maka bukan masuk golongan kami." (HR. Muslim)

Ketika sikap ini melekat pada diri orang Islam, maka jika janji ia tepati, jika berbicara, maka tidak asal-asalan alias omong kosong, dan jika diberi kepercayaan, maka tidak berkhiyanat atau dusta.

Kemudian untuk bisa konsisten setiap waktu, perlu adanya kesediaan dirinya untuk berjuang dijalan Allah, mempertahankan kebenaran dan menguatkan barisan. Lebih dari itu, adanya seruan untuk bersabar dan menguatkan kesabarannya dibarengi dengan taqwa.

Konsisten dalam bersikap merupakan unsur terpenting dalam pembentukan kepribadian Islami. Rasulullah merupakan contoh yang utama dalam hal konsisten. Dalam menyiarkan agama misalnya, dalam menghadapi orang-orang musyrik, beliau tetap selaras dalam mengambil tindakan, kendati respon mereka kurang mengenakkan. Bahkan mereka mengancam,menakut-nakuti dengan berbagai sarana. Diantara mereka adalah pamannya sendiri Abu Lahab. Toh sikap Rasulullah tetap tidak berubah.

Bahkan beliau menyatakan kepada pamannya (Abu Thalib), "Demi Allah, seandainya mereka meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku, agar aku meninggalkan dakwah ini, aku tidak akan pernah berhenti."

Begitulah prinsip Rasulullah sebagai contoh dari sosok yang konsisten dalam bersikap. Tetap berdakwah sampai Allah memenangkan agamaNya. Wallahu 'alam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun