Mohon tunggu...
Arief G
Arief G Mohon Tunggu... Dokter darah (trainee) -

Anak perantau yang masih mencoba mencari jati dirinya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hebatnya Demokrasi Jalanan Indonesia

15 Juli 2017   19:01 Diperbarui: 15 Juli 2017   19:47 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya dulu selalu merasa kesal dan malu ketika melihat berita-berita tentang penggerakan massa besar-besaran di Jakarta. Biasanya pergerakan massa ini ditujukan untuk mendukung salah satu tokoh politik tertentu. Kadang-kadang ada juga kandungan SARA dari massa ini. Sering kali saya bertanya dalam hati saya apakah ada motivasi finansial dari massa ini dan bagaimana mereka bisa dikoordinasikan dengan begitu hebatnya. Ini juga mungkin ikut melibatkan massa pendukung Ahok, walaupun Teman Ahok mungkin agak sedikit lebih transparan tentang anggaran pendapatan mereka.

Tetapi baru-baru ini memang saya sangat bangga melihat demonstrasi jalanan yang membela KPK dan menghujat PANSUS hak angket KPK. Sebut saja mahasiswa dan alumni ILUNI UI yang dengan beraninya menolak hak angket tersebut (1). Inilah yang kita harapkan dari mahasiswa dan kaum cendiakawan negara kita yang seharusnya memperjuangkan demokrasi di negara kita. Terlebih lagi kita juga mempunyai Slank (2) dan PBNU (3) yang turut mendukung KPK.

Ketika mendengar berita-berita ini, saya menjadi teringat berbagai gerakan revolusi jalanan yang terjadi di negara lain, seperti Arab Spring di Tunisia dan Mesir, ataupun Umbrella Revolution di Hong Kong. Memang kadang-kadang gerakan ini menemui kebuntuan ketika berhadapan dengan kekuatan tirani yang terlalu besar. Tetapi, semangat demokrasi di negara-negara ini memfasilitasi energi masyarakat untuk difokuskan ke hal-hal positif, seperti keberlangsungan perlawanan korupsi dalam kasus ini. 

Pada saat inilah saya bangga menjadi anak Indonesia. Semoga semangat revolusi ini terus terbakar dan menjadi lebih besar. Mari kita tunjukkan kepada dunia, dan kelompok-kelompok besar yang terus ingin membodohi masyarakat dan mencari kekayaan sendiri, bahwa masyarakat Indonesia tidaklah bodoh, melainkan mampu bergerak bersama untuk melawan kezaliman.

1. http://nasional.kompas.com/read/2017/07/14/17131711/temui-pimpinan-kpk-mahasiswa-dan-iluni-ui-tolak-hak-angket

2. http://nasional.kompas.com/read/2017/07/13/19113191/slank--kpk-adalah-hope-jangan-sampai-hilang

3. http://nasional.kompas.com/read/2017/07/11/12011521/said.aqil.dan.yenny.wahid.temui.pimpinan.kpk

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun