Mohon tunggu...
Sheryl Risyandi Rizki Utamie
Sheryl Risyandi Rizki Utamie Mohon Tunggu... -

Mahasiswa S1 Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang di Universitas Pendidikan Indonesia. Mengagumi karya-karya J.R.R. Tolkien dan menyukai novel dan film bertema Fantasy atau Medieval Ages. Meski sangat ingin pergi ke jepang, namun keinginan untuk pergi ke Middle Earth untuk mengunjungi Gondor, Rivendell, Shire, dan Mirkwood lebih besar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sekai no Genjitsu: Sisi Gelap Manusia

31 Oktober 2014   04:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:06 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah terpikir oleh kalian, jika setengah dari populasi manusia di bumi lenyap...

Mungkin beban bumi ini akan berkurang.

Jutaan hektar hutan bisa diselamatkan, 50% dari pencemaran lingkungan bisa ditekan, kemiskinan, kelaparan, dan kejahatan yang diakibatkan kesenjangan sosial dan ekonomi yang begitu jelas bisa dikurangi.

Ketika memikirkan bumi ini akan semakin ringan dan ideal, bukankah kita merasa nyaman dan berharap andai saja hal itu bisa terkabul?

Padahal...

Tanpa sadar kita sudah berpikir dengan cara yang kejam.

"Kenapa? Apa salahnya? Itu kan demi kebaikan bumi ini, jadi kehilangan setengah dari populasi manusia tidak terlalu buruk. Kenapa harus disebut kejam?"

Tentu kita akan merasa tak ada salahnya hal itu terjadi. Karena saat memikirkan hal itu kita mengambil sudut pandang 'penghancur'.

Jika posisinya dibalik dan muncul pertanyaan : "lalu siapa yang akan masuk kedalam setengah dari populasi manusia yang akan dilenyapkan itu?"

Barang kali kita akan mengambil langkah mundur lalu meringkuk ketakutan di pojok ruangan. Membayangkan akan ada sesuatu yang membunuh kita yang merupakan bagian dari setengah populasi manusia yang akan dilenyapkan hanya untuk kepentingan setengah dari populasi lainnya yang duduk manis tanpa merasa bersalah.

Menakutkan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun