Mohon tunggu...
Theresia Sumiyati
Theresia Sumiyati Mohon Tunggu... Guru - https://www.kompasiana.com/theresiasumiyati8117

Saya seorang ibu dengan 2 orang anak laki-laki. Senang membaca, menulis, dan bermain musik. Hidup terasa lebih indah dengan adanya bacaan, tulisan, dan musik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sekolah Pertama

17 Desember 2020   04:36 Diperbarui: 17 Desember 2020   05:15 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salah satunya adalah tentang mencuci piring. Jika itu sudah merupakan sebuah kesepakatan dalam keluarga hendaknya semua orang yang ada dalam keluarga tersebut, yang tidak memiliki halangan harus mengerjakan dengan baik.

Yang dimaksud halangan di sini misalnya keterbatasan seseorang karena terlalu kecil(bayi) atau terlalu tua. Jika hal itu memang terjadi, tak ada keharusan bagi mereka untuk mengerjakannya. Itu merupakan suatu pengecualian, dan tentu semua naggota keluarga maklum adanya.

Mungkin bagi anak-anak dalam proses mencucui piring itu tidak bisa sempurna sesuai dengan kehendak orang dewasa. Misalnya kurang bersih. Jika hal itu terjadi perlu dimaklumi. Dalam hal ini orang dewasa tidak perlu menekankan hasil dari yang ia lakukan. Tetapi hendaknya lebih menekankan proses.

Bagaimana seorang anak berproses melakukan pekerjaan mencucui piring. Bagaimana seorang anak dengan kesadaran sendiri untuk melakukan hal itu. Bagaimana ia tanpa disuruh mau melalukan pekerjaan ini, ini sangat penting. Mendapatkan hasil yang baik (piring sangat bersih) itu adalah  bonus dari proses itu.

Peraturan memang dibuat untuk dipatuhi. Peraturan dibuat bukan untuk dilanggar. Peraturan dibuat agar keadaan bisa berjalan dengan baik, sesuai dengan apa yang kita rencanakan maka sudah seharusnyalah peraturan dalam keluarga juga dilaksanakan dengan baik. Tentu harus dilaksanakan olah seluruh anggota keluarga, dalam konteks ini adalah mereka yang tidak berhalangan seperti yang dipaparkan di atas.

Jika seorang anak telah melihat bahwa orang-orang di sekitarnya mematuhi aturan, ia akan terpancing juga untuk melakukan hal yang sama. Jika anak melihat hal yang baik di sekitar tempat hidupnya ia akan melakukan hal yang sama juga.


Jika seorang anak sudah terbiasa mematuhi aturan ia akan membawa kebiasan yang baik itu keluar, ke dunia yang baru yang ditapakinya. Di sekolah di tempat permainan, di jalan, dan di mana saja mereka berada. Jika banyak anak bisa melakukan hal ini dalam keluarga masing-masing, niscaya akan tercipta komunitas yang baik dalam skala yang lebih besar.

Semoga paparan singkat ini berguna bagi keluarga-keluarga terutama keluarga muda. Sehingga akan ada generasi yang mandiri, tahu tanggung jawab dan taat peraturan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun