Mohon tunggu...
Theresia Mirna
Theresia Mirna Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nothing

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dampak Kebijakan Fiskal terhadap Output dan Inflasi

23 November 2022   22:13 Diperbarui: 23 November 2022   22:22 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kebijakan  fiskal  merupakan  salah  satu kebijakan untuk mengendalikan keseimbangan makroekonomi. Kebijakan fiskal bertujuan untuk mempengaruhi sisi permintaan agregat suatu perekonomian dalam jangka pendek. Selain itu, kebijakan ini dapat pula mempengaruhi sisi penawaran yang sifatnya lebih berjangka panjang, melalui peningkatan kapasitas perekonomian.

Dengan memperhatikan siklikalitas kebijakan fiskal Indonesia yang belum  mengarah ke countercyclical. Kebijakan fiskal di sini meliputi dampak pengeluaran  pemerintah  dan penerimaan  pajak pemerintah terhadap output dan harga. Literatur yang tersua mengklasifikasikan sambungan jasa percukaian berperan dua yaitu sambungan terhadap sudut panggilan (demand side effect) dan sambungan terhadap sudut penyulingan (supply side effect). 

Dampak jasa percukaian terhadap sudut penyulingan memegang fantasi jarak panjang. Kebijakan percukaian yang mengarah menjelang memperkuatkan supply side dapat melintasi bagian keterikatan kompetensi pengerjaan dan karena itu dampaknya lebih berwatak jarak panjang. 

Dampak jasa percukaian terhadap perekonomian melintas penghampiran panggilan larutan diterangkan melintas penghampiran Keynes. Pendekatan Keynesian mengantisipasi adanya price rigidity dan excess capacity sehingga output ditentukan oleh panggilan larutan (demand driven). 

Keynes menuangkan bahwa bagian dalam perihal kelesuan, perekonomian yang berpangkal mekanisme pasaran tidak akan mampu menjelang pulang tanpa intrusi berasal Pemerintah. Kebijakan finansial tidak berkapasitas menjelang merombak perekonomian karena jasa semata-mata bertumpu menjelang demosi familia anak uang temporer bagian dalam perihal kelesuan tahap familia anak uang umumnya habis rendah dan bahkan bisa menuju nol.

Untuk skandal Indonesia, pelaksanaan ideologi Keynes tercatat di sejumlah anteseden ekonomi makro yang dikembangkan Bank Indonesia, melingkupi SOFIE dan SEMAR, sejajar tambah temuan empiris tercatat.5 Namun, harkat pengaruhnya terhadap output saling berbeda. Dalam SOFIE, pertambahan pajak andika, dedikasi bagian dalam struktur rezeki maupun investasi, sebanyak Rp10 triliun akan melambaikan PDB sebanyak 0,3%. 

Sementara konglomerasi pajak andika menjelang kegiatan infrastruktur sebanyak Rp10,8 triliun akan melambaikan PDB sebanyak 0,0512% di anteseden SEMAR. Perbedaan kesudahan tercatat bertemu disebabkan oleh hukum kedua anteseden tercatat yang berbeda, yaitu SOFIE yang berwatak dinamis stokastik, temporer SEMAR lebih berwatak senyap determinis.

Fiskal theory of the price level (FTPL) bisa dijelaskan tambah mengekang penghampiran yaitu weak form FTPL dan strong form FTPL. Weak form FTPL yang merepresentasikan bahagia jasa percukaian (percukaian dominance) diterangkan melintas adanya kapstok antar jasa percukaian dan jasa finansial melintas seigniorage. Karena seigniorage (uang lelah berasal penyegelan uang) menjadikan maksiat esa asal persetujuan Pemerintah, berwai jasa percukaian dan finansial jarak panjang ditentukan secara berdampingan oleh percukaian budget constraint.

Weak form mengantisipasi bahwa bahagia percukaian akan bergiat lebih permulaan tambah menetapkan primary budget surplus/deficit dan nanti direspons oleh bahagia finansial tambah membuat seigniorage menjelang mengemong solvency Pemerintah. Apabila kedua bahagia menyangkal menjelang membuat seigniorage berwai slah tunggakan terhadap PDB bisa merayap waktu secara tidak berkesinambungan. 

Hal ini selanjutnya akan berlaga depan pertambahan familia anak uang riil tunggakan andika sejajar tambah pertambahan panggilan setoran oleh pasaran. Namun demikian alat ini tidak bisa berlanjut. Salah esa berasal bahagia jasa harus berubah. Weak form FTPL mengantisipasi bahwa bank utama akan merespon tambah membuat seiniorage keuntungan menjauhi default. 

Oleh karenanya ideologi ini juga menuangkan bahwa jasa percukaian ikut serta mematok inflasi melintas future money growth. Teori ini secara sederhana menuangkan bahwa alasan tolok ukur money supply adalah bahagia percukaian. Dengan suara lain jasa percukaian berwatak eksogen temporer pergeseran money supply berwatak endogen.

Penulis : Theresia Mirna

Universitas Palangka Raya

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun