Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Keunikan Toko Kelontong di Frankfurt Jerman

2 Desember 2022   07:49 Diperbarui: 2 Desember 2022   19:15 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Di Toko Asia |Foto Thai Smile Gossau St. Gallen

Kompasiana kali ini menawarkan tema toko kelontong dengan berbagai latar belakang daerah dan tidak lekang diserang pandemi.

Dari tema di atas ingin sekali saya berbagi cerita tentang toko kelontong yang sering saya jumpai, terutama di daerah saya tinggal, yaitu daerah Frankfurt. 

Saya bercerita toko kelontong di ketiga kota yang saling berdekatan yaitu Frankfurt, Offenbach dan Dietzenbach.  

Saya  tinggal di Dietzenbach, bekerja di Offenbach tetapi suka belanja di Frankfurt. 

Frankfurt kota besar terdekat dari kota kami. Frankfurt, Offenbach dan Dietzenbach merupakan tiga kota multikulti, yaitu kota yang prosentase orang bukan Jermannya lebih dari 30 persen.

Toko Kelontong pendatang dan ciri khas masing- masing.

Mengapa di suatu kota banyak pendatang atau orang asing? Suatu saat saya akan tuliskan di Kompasiana.

Apabila teman-teman Kompasiana berkesempatan jalan- jalan di Frankfurt terutama di daerah sekitar stasiun kereta pusat kota Frankfurt atau Bahnhoffviertel, di sana banyak sekali dijumpai toko kelontong dengan berbagai ciri khasnya masing- masing.

Toko kelontong tersebut misalnya toko kelontong milik orang Pakistan, Afganistan, Vietnam, China, India dan orang- orang dari negara Afrika.

Toko kelontong dari berbagai negara ini menarik dan unik karena selain menjual produk-produk kebutuhan makanan sehari-hari juga bahan makanan bahkan buah dan sayuran dari negara asal mereka.

Kalau ada banyak waktu saya suka jalan- jalan dan keluar masuk ke toko- toko kelontong di daerah Bahhoffviertel atau daerah stasiun kereta pusat kota Frankfurt.  

Di toko kelontong dan bahan makanan tersebut, akan saya dapatkan bahan makanan yang bagi orang Jerman eksotis dan tidak akan ditemui di supermarket biasa, misalnya pare, ubi kayu, papaya muda, dan masih banyak lagi.

Di toko kelontongnya orang India, Pakistan dan Afganistan selain beras basmati dijual juga buah dan sayuran Indonesia, misalnya pare, pepaya muda, sukun, kacang panjang, mangga, cabai,  ubi kayu, ubi jalar dan tales.

Ketiga negara ini memiliki kemiripan bahan makanan. Di toko- toko tertentu dijual juga makanan- makanan kecil khas ketiga negri ini yaitu Samosa. 

Samosa suatu makanan mirip pastel dengan isi ayam atau kentang. Saya suka membeli samosa hangat di tokonya orang Pakistan, India, atau Afganistan ini.

Toko kelontongnya orang Afrika, menjual bahan makanan mereka dan ada beberapa kemiripan dengan makanan kita, beras dan ubi- ubian juga cabai. Yang mencolok dan tidak dimiliki toko kelontong lain adalah perawatan rambut dan kosmetiknya orang Afrika.

Sedangkan toko kelontongnya orang Vietnam, mirip toko di Indonesia. Mereka menjual dari minyak gosok cap macan, beras tahu dan saat ini tempe pun dijual di toko ini, juga kangkung dan pak coi.

Sayuran Eksotis di toko Asia | Foto Thai Smile Gossau st. Gallen
Sayuran Eksotis di toko Asia | Foto Thai Smile Gossau st. Gallen

Toko kelontongnya orang Turki, wah ini saya kira toko kelontong paling  banyak dijumpai di Jerman.  

Di tokonya orang Turki ini, segala macam sayuran dan buah-buahan ada, kadang jenisnya lebih beragam dari supermarket.

Di toko kelontongnya orang Turki ini, saya temukan Supermi Indonesia buatan Serbia. Wow  bangga juga menemukan produk Indonesia di tokonya orang Turki. Wah ternyata Supermi digemari juga oleh orang-orang Turki sampai Serbia.

Yang menarik bagi saya, pengaturan barang dagangan di toko-toko kelontong tersebut mirip toko kelontong di tanah air. 

Orang Jerman bilang durcheinander atau tidak tertata rapi. Tapi justru ketidakrapiannya ini serta eksotik juga, pasti mirip di negeri mereka.

Jadi jalan- jalan keluar masuk toko kelontong para pendatang dari berbagai negara ini seakan-akan liburan kecil ke negeri mereka. 

Suasana ini lebih lagi dengan musik-musik, bahasa yang mereka gunakan dan bau sedap makanan mulai kebab sampai samosa.

Jam buka toko dan aturannya

Jam buka toko di Jerman berbeda  dari satu negara bagian ke negara bagian lain. 

Pada dasarnya toko buka hanya dari  hari Senin sampai hari Sabtu, sedangkan hari Minggu tutup. Masih  memegang kuat tradisi Kristiani, bahwa hari Minggu Hari Tuhan, hari untuk  bersyukur dan beribadah sehingga sampai hari ini Hari Minggu toko tutup.

Tentu banyak sekali argumen mengapa Minggu justru tutup, bukankah hari libur kantor dan sekolah sehingga justru ada waktu untuk belanja. Meskipun demikian, syukurlah Hari Minggu toko tutup dan untuk istirahat total.

Saya pribadi merasakan  hari Minggu benar-benar bisa istirahat total, tidak memikirkan belanja dan jalan- jalan ke kebisingan pertokoan. 

Jalan- jalan pun menjadi lebih sepi dan nyaman. Inilah jam buka toko di negara -negara bagian di Jerman:

Negara bagian Bavaria  dan Saarlan Senin sampai Sabtu dari jam 06:00 sampai jam 20.00.

Negara bagian Rheiland- Pfalz dan Sachen, toko buka dari hari Senin sampai Sabtu dari jam 06.00 sampai jam 22:00

Negara bagian Hessen, Schleswig-Hostein, Niedersachsen, Nordrhein- Westfalen, Baden Wuerttemberg, Berlin, Brandenburg toko buka Senin sampai Sabtu 06.00 sampai jam 24.00

Negara bagian Mecklenburg- Vorpommen, toko buka Senin sampai Jumat  jam 00.00 sampai jam 24,00 dan Sabtu dari jam 06.00 sampai jam 22.00.

Negara bagian Thueringen  dan Sachsen- Anhalt toko buka Senin sampai Jumat dari jam 00.00 sampai jam 25.00, Sabtu dari jam 06.00 sampai jam 22.00.

Perkecualian dan keistimewaan jam buka untuk hari Minggu dan Hari Raya untuk:

  • Pom bensin. Di pom bensin ini selain bensin dan keperluan perjalanan juga bisa dibeli bahan makanan pokok, seperti roti, telor butter, sabun mandi, sampo dan lain- lain.
  • Toko yang berada di bandara dan statiun kereta.
  • Kios atau toko kelontong yang menjual, koran, majalah, rokok dan bahan makanan dalam jumlah kecil.
  • Toko roti dan kue.
  • Toko bunga.
  • Toko yang menjual hasil pertanian dan hasil panenan sendiri. Misalnya sayur mayur dan buah- buahan hasil kebun sendiri.

Dari peraturan jam buka di atas, toko- toko kelontong yang saya ceritakan di atas merupakan toko kelontong dan bahan makanan yang berada di daerah Stasiun Pusat Kota Frankfurt. Berarti buka dari hari Senin sampai Minggu. Karena ada di negara bagian Hessen toko kelontong ini buka dari jam 06.00 sampai jam 24.00.

Kadang kalau dari bebergian dan naik kereta saya sering mampir dulu di toko Asia milik orang Vietnam yang ada di Bahnhoff atau stasiun kereta untuk membeli tahu, tempe kangkung cabai dan lain- lain.

Menikmati keramahan di toko kelontong

Saya suka sekali berbelanja di toko kelontong karena selain berbelanja dan membeli sesuatu  juga menikmati keramahan penjual.

Karena toko kecil biasanya pemilik dan keluarga yang bekerja. Ada satu dua pegawai tetapi sebagian besar dari keluarga mereka sendiri.

Misalnya di toko Vietnam saya telah mengenal keluarga toko Vietnam ini sejak toko ini dibuka 20 tahun lalu.

Kebetulan suami saat itu bekerja  di kantor Balai Kota  di  bagian perizinan usaha. Suami langsung memberi tahu saya ada toko vietnam baru dibuka, kapan- kapan belanja di sana.

Frau Thang pemilik toko yang cantik itu mengenali suami, maka sejak itu kami kenal dan sampai saat ini kenal baik. 

Saya mengenal ketiga anaknya yang pintar-pintar dan berhasil semua, meskipun bapak ibunya siang malam ada di toko.

Kami sering bertukar pengalaman bagaimana mendampingi anak-anak belajar meskipun sibuk bekerja. Bahkan bila anak-anaknya kebetulan libur ikut membantu di toko dan ikut melayani dengan ramah dan profesional. 

Tidak heran kalau mereka kadang menerangkan ke pembeli dengan sopan ramah dan profesional, lha wong anak- anak yang sudah dewasa itu sekarang yang pertama insinyur teknik mesin, putri ke duanya ekonom dan ketiga ahli hukum.

Demikian pun Frau Thang mengenal anak-anak saya.

Inilah  sedikit pengalaman belanja di toko kelontong dan bahan makanan di Jerman. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun