Saya sengaja datang lebih pagi untuk melihat situasi.
Di Swiss, sejak pandemi semua pintu gereja terbuka dan tertutup secara otomatis dengan sistem radar. Jadi bila kita mendekati pintu, secara otomatis pintu gereja  yang besar dan berat itu terbuka dengan sendirinya. Jadi tidak perlu pegang daun pintu. Bagus dan aman, supaya tidak meninggalkan virus di pintu.
Karena hari biasa, umat yang datang tidak banyak. Kami ber 10 ikut misa pagi ini, sebagian besar oma- opa. Â Misa harian tidak di gereja besar tetapi di kapel kecil di ruang bawah, namanya Krypta.
Ada seorang bapak- bapak yang tidak nyaman dengan ruangan kecil dan tempat duduk yang terlalu mepet.
Bapak- bapak itu langsung bilang, yuk kita geser kursi- kursi ini supaya jaraknya lebih lebar.
Oh saya setuju sekali, segera saya angkat dan geser, kursi- kursi di sekitar tempat duduk saya.
Wah agak tenang dan lega setelah menggeser kursi- kursi.
Misa harian berlangsung setiap hari jam 09.00 tanpa nyanyi. Wah menyanyi bisa sangat berbahaya, tanpa masker, bisa menyemburkan bakteri ke mana- mana.
Mampir Belanja ke SupermarketÂ
Pulang dari misa langsung mampir belanja di tokonya orang  Maroco dan ke Denner, supermarket disconter di Swiss. Di sama tak seorangpun memakai masker. Wah deg- degan juga. Meskipun saling membuat jarak tetapi tetap tidak nyaman.
Cuaca sungguh enak, matahari bersinar terang, suhu  udara di atas sepuluh derajad dan makin naik.
Menghirup udara alam bebas dalam- dalam sambil berjalan menuju pulang ke Apartemen Michael.
Khas Swiss di mana- mana pancuran air minum. Sambil minum di pancuran air itu juga dambil cuci tangan. Ide bagus, dan ini ada sejak dulu banget sebelum  pandemi.
Masak Bakmoi dengan Kuah Ayam Sere Jahe dan Makan Bergantian