Menyerahkan Rencana Cuti Tahun Depan Akhir Bulan NovemberÂ
Minggu ke empat di bulan Maret saya sengaja mengambil cuti satu minggu. Ya perencanaan liburan memang harus sudah dibuat dan diserahkan pada akhir bulan november tahun lalu. Karena situasi yang juga belum menentu hak libur saya yang enam minggu dalam satu tahun tidak saya ambil satu kali.
Biasanya kalau berencana pulang ke tanah air, hak liburan saya yang enam minggu atau 36 hari tersebut boleh saya ambil satu kali.Â
Oleh sebab itu perencanaan liburan saya, saya ambil libur satu minggu , masing- masing  saat kami berulang tahun.
Nah, tanggal 21 Maret yang lalu Philipp anak pertamaku ulang tahun. Saya ambil libur satu minggu di minggu di mana Philipp ulang tahun.
Pikiran saya, seandainya  Michael anak  ke duaku tidak bisa pulang di hari ulang tahun  masnya, di akhir pekan kami mau berakhir pekan di Zuerich di tempat anak ke duaku. Paling tidak kami berkumpul bersama- sama.
Ternyata Michael pulang  di akhir pekan sebelum Philipp ulang tahun. . Kebetulan temannya si Daniel mampir dari liburan main Ski. Daniel pengin melihat- lihat kota Zuerich. Daniel dan pacarnya mengendarai mobil. Michael pulang bersama- sama dengan mereka.
Baguslah jadi kita tidak perlu ke Zuerich. Michael juga bilang bahwa sowie so bisa Homeoffice. Jadi di hari ulang tahunnya Philipp yang jatuh pada hari senin itu ada di rumah.
Makan Malam di Hari Ulang Tahun Philipp
Hari senin, pas hari ulang tahunnya Philipp kami pergi makan malam sekeluarga.
Saat ini di Jerman masih berlaku 3 G Regel atau 3 peraturan. 3 G kependekan dari Geimpf,  Genessen atau Getestet.  Yaitu sertifikat  yang menunjukkan bahwa sudah divaksin ( Geimpf), sudah sembuh dari Covid (Genessen) yang tidak lebih dari 3 bulan yang lalu atau melakukan Test Swab dalam waktu 24 jam ( Getestet).
Semua sertifikat  ini di unduh di Corona  Warn App atau membawa sertifikat  dalam bentuk biasa di atas kertas.
Setiap masuk ke Toko bukan bahan makanan dan restoran harus menunjukkan sertivikat ini.Â
Jadi sebelum pergi makan atau shoping harus memastikan sertifikat  tersebut ada dalam tas ,plus paspor atau KTP. Hal ini penting karena petugas kontrol di depan pintu tidak hanya mengontrol sertifikat kita tetapi dicocokan dengan tanda pengenal yang ada fotonya.
Bila  semua identitas ini di HP ya harus memastikan, HP bateri tidak habis.
Corona Warn App Mengirimkan Sinyal Merah.
Sepulang dari makan malam, suami seperti biasa langsung panik ada sinyal masuk di Covid Warn App. Sinyal merah yang berarti  kita baru saja besinggungan atau berdekatan dengan orang yang positiv Covid. Dari Covid Warn App tersebut kita disarankan test.
Schwap Test atau Antigen Test Sendiri.
Ja test Swap sendiri sudah biasa. Kami  yang bekerja setiap hari harus melakukan Test sebelum masuk kantor atau di tempat kerja kami. Kantor dan perusahaan di Jerman menyediakan Test Swab gatis untuk semua karyawannya.
 Selain itu di rumah kami selalu memiliki Antigen Test. Antigen Test ini bisa di beli di setiap supermarket, drogeri dan apotik dengan harga eceran 2,95 Euro. Dari pada tidak bisa tidur lebih baik segera melakukan Test sendiri.
Bila berkunjung ke rumah teman, saudara, mertua kami juga selalu melakukan test sebelumnya supaya aman. Ada teman kami yang karena sakit tidak bisa menerima vaksin, kami selalu melakukan test sebelum bertemu.Â
Seperti telah kami duga sebelumnya kami berempat negativ juga ibu saya yang malam itu juga ikut pergi makan di luar juga negativ. Lega rasanya, bahwa kami semua negativ. Kami sekeluarga  sudah menerima vaksin ke 3 atau Booster.
Ikut Michael Pulang ke ZuerichÂ
Michael masih tinggal di rumah sampai hari rabu. Rencana rabu sore sesudah selesai kerja pulang ke Swiss lagi.
Karena saya masih libur sampai minggu saya mau ikut Michael. Akhirnya kami berdua berangkat ke Zuerich malam itu jam 18.50.
Lumayan dapat tiket murah, hanya 59 Euro sudah termasuk tempat duduk 4 Euro. Michael lebih murah lagi, karena memiliki kartu langganan kereta atau Bahncard dan usianya baru 22 tahun. Jadi harga tiket Michael cuma 49 Euro.
Merasakan Sakit Tenggoroka, Pusing dan Hidung Mengalir
Di kereta Michel bilang, "Mama, ich habe Hals Schmerzen " ( Mama leher saya sakit) Oh jangan- jangan Covid Omicron.
Sampai di apartemen Michael jam 11.38.Â
Kami telah makan di kereta, sehingga tinggal menyegarkan diri dan pergi tidur.
Malam ini saya tidur di sofa , sedang Michel tidur di kamarnya. Sofanya memang besar dan lebar, sengaja kalau kami nginap.
Michael masih mengeluh leher sakit dan air mengalir dari hidung. Â Saya bertanya apakah kepala pusing? Â Ya tapi tidak terlalu sakit.
Aku minta supaya diukur panasnya, juga hangat tapi tidak demam( Demam bila suhu 38,8).
Saya beri obat sakit tenggorokan Neo Angin untuk dimakan seperti permen. Obat ini selain mengurangi  sakit tenggoroka, juga membersihkan atau desenfektan untuk tenggorokan.
Jadi tidak hanya melegakan tenggorokan saja seperti permen- permen biasa.
Kecuali itu saya menjerang air panas yang saya masukan potongan jahe, sere, air jeruk nipis dan madu.
 Untuk  penahan sakit saya beri Ibuprofen.
Test PCR Untuk Memastikan PositivÂ
Bangun tidur kami berdua melakukan antigen test sendiri.  Hasilnya  kami berdua negativ.
Michael merasa lebih segar pagi ini, tidak sakit leher lagi. Hidungnya masih mengalir.
Mama saya mau PCR test untuk memastikan apakah saya terkena covid apa tidak.
Di Swiss, PCR test gratis bagi mereka yang merasakan gejala covid. Bagi yang tidak ada gejala dan bukan dari saran dokter harus bayar 146 Franken. ( 1 Franken=16.000 Rupiah).
Michael pergi ke Test di Impfcentrum di dekat station kereta di Oerlikon Zuerich. Di Impfcentrum ini, setiap orang bisa test Swab, test PCR dan menerima vaksin.
 Michael jalan kaki, hanya 10 menit. Di sana orang bisa menerima vaksin, test swab dan test PCR setiap hari.
Pagi ini, sesudah sarapan Michael pergi ke Test Centrum untuk PCR test. Hasilnya nanti dikirim per app , antara 9 sampai 24 jam.
Hari ini Michael tetap kerja di rumah seperti biasa. Cuma setumpuk kertas tissu ada de depannya dan  keranjang sampah di sampingnya, selain laptop di depannya.
Menikmati Hangat Musim Semi di ZuerichÂ
Kebetulan hari- hari saat saya di rumah Michael cuaca lagi bagus banget. Benar- benar musim semi yang hangat dan indah. Pagi masih dingin, tetapi begitu matahari mulai meninggi suhu naik juga sampai 20 derajad.Â
Pagi itu jendela aku buka lebar- lebar supaya udara hangat dan segar masuk ke semua ruangan dan menggiring pergi semua virus.
Kami berdua tetap menggunakan masker. Masker kami buka kalau sudah di kamar masing- masing dan sendirian.
Seperti biasa, bangun tidur saya mandi, dan pergi ikut misa di gereja dekat apartemen Michael.
Sejak Awal Maret di Swiss Peraturan Protokol Kesehatan Mulai Longgar
-Tidak ada keharusan memakai masker kecuali di Transportasi Umum dan Tempat Pelayanan  Kesehatan
Di Swiss sudah normal kembali sejak awal maret. Normal berarti kemana saja tidak ada keharusan memakai masker. Ke Supermarket, toko- toko, gereja, sekolah- sekolah, Â station kereta, restoran, stadion, theater, konsert tidak memakai masker lagi.
Masker di pakai bila ada di transportasi umum, rumah sakit, rumah jompo, praktek- praktek dokter dan tempat- tempat pelayanan kesehatan lain.
Masker yang dipakaipun tidak ada keharusan jenis FP2 yang lebih rapat dan aman. Jadi asal pakai masker saja.Â
Dalam situasi ini, saya masih tidak nyaman. Saya masih tetap menggunakan masker, ke mana saja, ke gereja atau berbelanja.
- Tidak  Ada Lagi Kontrol Sertifikat Vaksin
Ikut Misa Tanpa Masker
Pada saat misa pagi, semua umat dan Romo juga tidak menggunakan masker lagi.Â
Saya sengaja datang lebih pagi untuk melihat situasi.
Di Swiss, sejak pandemi semua pintu gereja terbuka dan tertutup secara otomatis dengan sistem radar. Jadi bila kita mendekati pintu, secara otomatis pintu gereja  yang besar dan berat itu terbuka dengan sendirinya. Jadi tidak perlu pegang daun pintu. Bagus dan aman, supaya tidak meninggalkan virus di pintu.
Karena hari biasa, umat yang datang tidak banyak. Kami ber 10 ikut misa pagi ini, sebagian besar oma- opa. Â Misa harian tidak di gereja besar tetapi di kapel kecil di ruang bawah, namanya Krypta.
Ada seorang bapak- bapak yang tidak nyaman dengan ruangan kecil dan tempat duduk yang terlalu mepet.
Bapak- bapak itu langsung bilang, yuk kita geser kursi- kursi ini supaya jaraknya lebih lebar.
Oh saya setuju sekali, segera saya angkat dan geser, kursi- kursi di sekitar tempat duduk saya.
Wah agak tenang dan lega setelah menggeser kursi- kursi.
Misa harian berlangsung setiap hari jam 09.00 tanpa nyanyi. Wah menyanyi bisa sangat berbahaya, tanpa masker, bisa menyemburkan bakteri ke mana- mana.
Mampir Belanja ke SupermarketÂ
Pulang dari misa langsung mampir belanja di tokonya orang  Maroco dan ke Denner, supermarket disconter di Swiss. Di sama tak seorangpun memakai masker. Wah deg- degan juga. Meskipun saling membuat jarak tetapi tetap tidak nyaman.
Cuaca sungguh enak, matahari bersinar terang, suhu  udara di atas sepuluh derajad dan makin naik.
Menghirup udara alam bebas dalam- dalam sambil berjalan menuju pulang ke Apartemen Michael.
Khas Swiss di mana- mana pancuran air minum. Sambil minum di pancuran air itu juga dambil cuci tangan. Ide bagus, dan ini ada sejak dulu banget sebelum  pandemi.
Masak Bakmoi dengan Kuah Ayam Sere Jahe dan Makan Bergantian
Sampai di rumah Michael masih bekerja di kamarnya. Saya mulai memasak untuk makan siang.Â
Kali ini saya masak bakmoi ayam tahu. Paha ayam 3 potong di rebus sebentar dengan jahe banyak dan sere, sekalian bikin jamu.
Ayam diangkat dan dipotong kecil- kecil di campur dengan potongan tahu yang sudah digoreng. Potongan ayam dan
dibumbui  bawang putih jahe, kecap asin, merica dan kecap  manis. Sup di taburi dain bawang dan daun seledri.
Untuk makanan penutupnya saya potong-potong berbagai buah- buahan, apel, pisang, kiwi dan jeruk.
Penuh vitamin C, untuk daya tahan tubuh dan pembentukan  sel- sel baru.
Kami makan bergantian, Michael dulu , setelah selesai kemudian saya.
Kami menghindari berdekatan dan berhadapan. Begitu keluar kamar, Michael selalu mengenakan  masker FP2.
Hasil PCR Test Positiv
Sore hari menjelang malam Michael bilang, mama ada pesan masuk dari Test Centrum, hasi PCR test saya positiv.
Ya, sudahlah sudah kami duga sebelumnya. Â Karena sudah di Booster jadi tidak berat. Mirip sakit pilek biasa.
Hari berikutnya setelah bangun pagi saya tanya bagaimana? Michael bilang, sudah lebih segar dari kemarin, tidak sakit kepala dan tidak sakit leher lagi cuma hidung masih mengalir.
Michael pesan, kalau keluar tolong belikan kertas tissu lagi ya ma.
Ya selama di Zuerich dan cuaca bagus, saya lebih banyak jalan kaki, menikmati matahari dan keindahan alam.
Cepat Membaik
Semakin hari semakin membaik. Sampai saya pulang kembali ke Jerman Minggu malam Michael sudah fit lagi.
Hari ini hari Rabu, berarti genap seminggu dari gejala sakit leher yang pernah Michael rasakan, sudah fit lagi.
Kemarin PCR Test  lagi dan hasilnya sudah negativ.
Vaksin Booster Amat Penting dan Tetap Turuti Protokol Kesehatan
Inilah pengalaman saya mendampingi anak saya saat terkena Covid  Omicron meskipun sudah menerima vaksin Booster.
Jadi Booster penting sekali, supaya kalau terkena Covid tidak sampai parah.
Seminggu yang lalu saya mendapat kiriman WA dari adik- adik dan teman- teman dari Indonesia tentang pidato Bapak Presiden tentang kelonggaran peraturan karantina dan ibadah di bulan Suci Ramadhan.
Saya hanya mengingatkan kembali, ikut vaksin Booster dan tetap jaga jarak, jaga  kebersihan dan  tetap mematuhi protokol Kesehatan.
Selamat menyambut bulan Suci Ramadhan, sehat selalu dan penuh berkah.
Dietzenbach 30 Maret 2022.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H