Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Pengalaman Menurunkan Berat Badan Bersama Keluarga

10 September 2021   18:56 Diperbarui: 12 September 2021   03:47 872
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menu pilihan saat makan di restaurant, salat tomat dengan keju mozarela dari susu kerbau/dokumentasi pribadi

Dulu kami suka sekali minuman dingin es teh dan soft drink seperti cola dan fanta dingin, apalagi di hari yang panas. Saat ini minuman pokok kami air putih, teh dan kopi tidak manis. Kadang kami minum jus buah, tetapi kami memilih jus buah yang tidak memakai gula atau pemanis lain, sari buah yang benar-benar diperas dari buahnya tanpa tambahan pemanis apapun.

6. Tidak makan goreng-gorengan

Saya mencoba masak yang sedikit mungkin digoreng dengan minyak banyak. Misalnya menggoreng tahu atau tempe cukup digoreng dengan minyak sediki atau lebih banya dikukus dan di bakar.

Masakan tidak digoreng dengan minyak banyak ini ternyata juga enak. Anak-anak selalu bilang," dikukuspun juga enak mama, yang penting bumbunya enak"

7. Merubah jenis cemilan

Dulu di toples selalu ada cemilan misalnya krupuk, rempeyek, kentang goreng. Saat ini buah selalu ada di meja. Buah apa saja yang sedang musim. Jadi kalau ngemil lebih baik ngemil buah. Kacang ada tetapi sebisa-bisanya bukan kacang goreng, tetapi yang dipanggang atau digoreng tanpa minyak. Karena kacang juga sehat dan perlu.

9. Cukup gerak dan olah raga

Anak-anak sejak kecil saya masukan ke klub Handball, hal ini pernah saya tulis di kompasiana. Dengan latihan handball anak-anak mempunyai jadwal olah raga yang rutin.

Suami pergi bekerja naik kereta, dari rumah setiap hari jalan kaki dari rumah ke stasiun kereta 15 menit satu jalan. Jadi pulang pergi jalan 30 menit. dari statiun kereta ke kantor jalan kaki lagi 10 menit, berarti pulang pergi 20 menit. Kantor suami ada di lantai 12, suami bilang, selalu jalan tangga tidak pernah ambil lift, lebih baik berangkat lebih awal.

Demikian juga saat pulang, dari lantai 12 itu juga jalan kaki menuruni tangga.

Saya juga demikian, naik kereta ke tempat kerja dan dari rumah ke statiun kereta saya naik sepeda. Terus terang saya tidak jalan kaki seperti suami.
Semua keperluan yang kami lakukan di kampung kami, kami selesaikan dengan sepeda atau jalan kaki, tidak dengan mobil. Mobil ada di dalam garasi, dipakai untuk perjalanan jauh dan tidak mungkin dicapai dengan sepeda atau jalan kaki.

Setahun sekali, sebelum pandemi saya ikut ziarah jalan kaki ke Wahlduern, sejauh 96 kilometer jalan kaki. (pernah saya tulis di kompasiana, dengan judul " Berdoa dengan kaki") Untuk itu saya harus rajin latihan, kalau tidak rajin latihan jalan kaki, kehabisan nafas dan tidak kuat jalan kaki.

Jadi di waktu senggang, suami dan saya melakukan power working atau jalan kaki dengan dua tongkat, paling tidak 30 menit setiap hari.

10. Hobi yang mendukung penurunan berat badan

Kesenangan dan hobi menulis di kompasiana, juga menurunkan berat badan. Dulu sebelum suka nulis di kompasiana, setiap ada waktu libur dan senggang belanja dan masak yang aneh-aneh dan ujung-ujungnya makan. Lebih parah lagi kalau ngeluyur dan pergi makan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun