Mohon tunggu...
Theresia Iin Assenheimer
Theresia Iin Assenheimer Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu dari dua putra

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Puasa yang Tak Kunjung Usai

15 Mei 2021   07:19 Diperbarui: 16 Mei 2021   00:54 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tempat berpijak terakhir Yesus saat naik ke Surga, sekarang ada di dalam mesjid di Yerusalem. (foto von Iin Assenheimer fb)

Hari Raya Idul Fitri, Hari Kenaikan Tuhan, Vatertag atau Hari Bapak (di Jerman) jatuh pada hari yang sama dan masa pandemi yang belum juga berakhir. Apakah hal ini kebetulan? Saya kira tidak ada sesuatu terjadi kebetulan. 

Hari raya Idul Fitri dimana hari bahagia penuh suka cita setelah sebulan berpuasa. Hari bahagia dimana berkumpul keluarga dari segala penjuru tanah air dan dunia, saling melepas rindu, berkisah dan bercerita tetapi saat ini tidak bisa lagi. 

Teman-teman, saudara, sahabat dan kenalan yang terkena covid semakin mendekat. Mau tidak mau harus membatasi diri, menahan rindu untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang yang kita cintai.

Mengapa saya katakan puasa tidak kunjung Usai?

1. Menahan diri meskipun dihari raya

Puasa menurut umat Katholik Roma. Puasa berarti pengurangan jumlah makanan yang disantap seseorang dengan hanya memakan satu porsi penuh makanan sekali sehari. Hal ini bisa disertai pula dengan penahanan diri untuk tidak menyantap daging, pantang garam,  makanan kesukaan lain seperti coklat atau kue-kue dan hal-hal lain yang disukai. Jadi tergantung pada niat untuk menahan diri pada sesuatu, misalnya ditambah pantang tidak nonton Televisi, pantang naik mobil, untuk jarak dekat dan selama di kampung sendiri lebih baik jalan kaki atau naik sepeda.

Dari pemahaman di atas kita telah berpuasa sejak pandemi, bahkan di hari raya Idul Fitri, Hari Raya Kenaikan  Tuhan dan Vatertag atau hari Bapak di Jerman.

Di Hari Raya Idul Fitri tidak boleh mudik, tidak bisa bertemu dengan orang tua, orang tua tidak bisa bertemu  anak-anak yang dikasihi ini merupakan suatu pantang dan puasa yang berat. Tidak bisa bertemu, tidak boleh bersalaman, memeluk, orang-orang yang dikasihi dan dirindukan,  duh itu suatu penyangkalan yang tidak ringan.

Di hari raya kenaikan Tuhan dan Vatertag atau hari Bapak di Jerman, dimana hari itu para pria bertemu dan bersenang-senang dengan teman-temannya. Biasanya di hari bapak ini keluarga pergi naik sepeda dan berpiknik, bertemu dengan keluarga lain, makan ikan di pinggir danau dan menikmati minuman dingin dan hangatnya matahari. 

Hari raya kenaikan Tuhan ini merupakan hari libur, dimana semua toko dan supermarket tutup. Tetapi Verein atau perkumpulan organisasi tertentu menjual makanan misalnya perkumpulan memancing, menjual ikan bakar, perkumpulan unggas menjual ayam bakar. 

Keluarga-keluarga atau para orang pria yang melakukan piknik bersepeda berhenti di tenda-tenada penjualan makanan perkumpulan-perkumpulan itu untuk makan dan minum bersama teman - teman dan handai taulan, tetapi di masa pandemi ini semua ini ditiadakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun