Mohon tunggu...
Khoiril Basyar
Khoiril Basyar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Terus belajar untuk memberi manfaat kepada sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Banyak yang Benci Kamu? Mungkin Allah Juga

14 Maret 2023   12:28 Diperbarui: 14 Maret 2023   12:27 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://lensakini.com/lifestyle/sedih-wanita-cantik-meninggal-1-jam-sebelum-ijab-kabul/

Setiap orang tentunya ingin memiliki teman dan lingkungan yang baik. Jika kita berada ditengah lingkungan yang tidak kondusif, banyak membicarakan keburukan orang lain serta saling iri dan hasad pastinya kita merasa tidak nyaman.

Hal lain yang tidak kalah penting adalah keberadaan kita diterima oleh lingkungan dengan senang hati. Sikap kita disukai oleh banyak orang dan mereka senang mengenal kita sehingga dapat saling berbuat baik. Namun apa jadinya jika kita dibenci justru bukan oleh makhluk melainkan dibenci oleh Pencipta makhluk.

Rasulullah Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam mengingatkan kepada kita tentang perkara yang Allah subhanahu wa ta'ala benci manakala di dalam diri seorang hamba terdapat 5 sifat berikut.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, "Sesungguhnya Allah membenci setiap kata-kata kasar lagi sombong, banyak berteriak di pasar, bagai bangkai di waktu malam dan seperti himar di waktu siang. Pandai dengan urusan dunia dan bodoh dengan urusan akhirat." Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dalam Shahih-nya (1957 -- Mawarid)

Mari kita coba muhasabah diri ini terkait hadist diatas. Jangan sampai kita termasuk dari orang-orang yang dibenci oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Sifat pertama adalah sombong. Maksudnya yaitu sombong kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dan sombong kepada makhluk-makhluknya. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, "Sesungguhnya termasuk dosa yang paling besar adalah ketika seseorang berkata kepada saudaranya, "Takutlah kepada Allah," lalu dia menjawab saudaranya itu: "Urus saja dirimu. Aku pula yang kamu suruh." (HR Baihaqi)

Sombong itu merupakan salah satu sifat yang ada pada diri manusia. Namun kita harus ingat, tak ada alasan untuk kita menyombongkan diri. Tatkala kita meremehkan manusia karena mungkin dia lebih miskin dari kita, dia lebih bodoh daripada kita, ilmunya lebih sedikit dari kita, pangkatnya lebih rendah dari kita, maka sejatinya kita berbuat sombong kepada makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa ta'ala. Akibatnya menjadikan kita terlarang masuk surga Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Dari Alqamah dari Abdullah ia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan sebesar zarah, dan tidak akan masuk ke dalam neraka orang yang dalam hatinya terdapat keimanan sebesar zarah" (HR. Abu Daud :3568)

Sungguh tidak pantas bagi kita bersombong kepada makhluk-makhluk Allah. Kita hanyalah makhluk Allah yang lemah yang membutuhkan pertolongan dari allah subhanahu wa ta'ala. Kelebihan yang kita miliki itu datangnya dari Allah subhanahu wa ta'ala bukan dari diri kita sendiri maka kita tidak pantas menyombongkan diri. Dan kita tidak pantas berlaku sombong kepada makhluk Allah subhanahu wa ta'ala dengan meremehkan Mereka.

Sifat yang kedua adalah kasar. Allah subhanahu wa ta'ala tidak mencintai orang yang suka berbuat kasar. Baik kasar dari ucapannya maupun kasar dari perbuatannya. Sebaliknya Allah subhanahu wa ta'ala mencintai orang yang lemah lembut.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman, "Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. ..." (QS. Ali Imron: 159)

Jangan sampai dalam keseharian kita,  lisan suka berkata kasar, perbuatan kita kasar kepada orang lain sehingga orang lain membenci kita. Bahkan Nabi Musa dan Nabi Harun diperintahkan oleh Allah untuk mendakwahi Fir'aun dengan lemah lembuh. Padahal Fir'aun sudah sangat kasar, sombong, angkuh dan suka berbuat keji terhadap kaumnya. Maka dari itu, kita sebagai kaum muslimin agar menjauhi sifat kasar baik dalam berucap maupun kasar dalam berbuat.

Sifat yang ketiga adalah suka berteriak-teriak seperti di pasar. Maksudnya adalah orang-orang yang suka berbicara pedas tidak peduli orang yang mendengarkannya itu sakit hati ataukah tidak. Mulutnya suka mencela, suka mencaci, suka melaknat, dan suka menghina orang lain.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Bukanlah seorang mukmin itu seorang yang suka mencela, tidak pula seorang yang suka melaknat, bukan seorang yang keji dan kotor ucapannya." (HR Bukhari)

Kita harus benar-benar menjaga lisan agar tidak ada orang yang takut dengan kita. Bukan karena seram fisik dan rupanya, namun sangat tajam lisannya sehingga orang-orang enggan untuk mendekat, berteman atau bertetangga. Oleh karena itu hendaknya kita berhati-hati di dalam berucap kepada saudara-saudara kita.

Kemudian sifat yang keempat yang dibenci oleh Allah subhanahu wa ta'ala yaitu orang yang seperti bangkai di malam harinya. Maknanya adalah dia tidak mau mendirikan salat malam untuk Allah subhanahu wa ta'ala dan dia tidak ada keinginan untuk berbuat kebaikan di malam harinya.

Dia malas untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Sebaliknya dia lebih suka nongkrong-nongkrong, lebih suka ngobrol-ngobrol dan dia habiskan malamnya untuk begadang menonton tontonan yang tidak ada faedahnya.

Berbeda dengan orang-orang Saleh yang disifati oleh Allah Subhanahu ta'ala didalam Alquran dengan sifat Ibadurrahman, yaitu orang-orang yang pada malam harinya dia habiskan untuk berdiri, sujud kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Itulah orang-orang yang dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.

Kemudian sifat yang kelima yang dibenci oleh Allah subhanahu wa ta'ala yaitu orang yang berilmu tentang dunia akan tetapi dia lalai tentang perkara-perkara akhiratnya.

Betapa banyak orang-orang yang hanya memikirkan perkara dunia saja, orang-orang yang memiliki ilmu tentang dunia akan tetapi tidak mau mengilmui tentang perkara akhirat.

Apabila belajar tentang perkara dunia, ia punya banyak waktu. Satu buku novel atau bacaan lain dapat selesai dengan cepat. Paham isinya dan dapet memberikan kesimpulan. Namun sayangnya, ilmu tentang agamanya sendiri tidak pernah ia pelajari, tidak pernah ditambah bahkan tidak pernah diamalkan.

Seharusnya kita bisa menyeimbangkan, baik perkara dunia maupun akhirat. Kita terlalu khawatir tentang hari esok di dunia, namun kita sangat tidak peduli bahwa akan ada hari besar yang telah menanti. Hari dimana seorang anak lari dari orang tuanya, lari dari sahabatnya, lari dari istri dan anaknya, karena ia sangat takut dengan apa yang akan terjadi pada dirinya.

Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'ala menjauhkan kita semuanya dari sifat-sifat sombong dan menjadikan kita orang-orang yang tawadhu terhadap kebenaran serta selalu memikirkan bagaimana waktu yang kita habiskan siang dan malam bernilai ibadah di sisi Allah subhanahu wa taala.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun