"Lalu siapa?"
"Bi Ijah."
"Kenapa?"
Hansel terlihat kesal dan memangku rahang. "Kalau diceritakan, bisa panjang, kak Yudi."
"Ceritakan saja. Es krim ini ternyata juga enak. Kakak tidak mau menghabiskannya dengan buru -- buru. Kakak mau dengar Hansel bercerita kejadian semalam."
"Kalau dilama -- lama nanti meleleh."
"Tidak akan."
"Ya, sudah. Tapi janji, ya, tidak akan bilang papa mama?"
Yudistira mengernyit, tapi ia mengiyakan, "Tentu, tentu, Hansel. Mulutku tertutup rapat."
"Nah. Bi Ijah itu kemarin malam berdongeng di tempat tidur. Dia bercerita di samping tempat tidur adikku, Bobo. Kalau aku sih, aku tidak peduli lagi dengan cerita dongeng. Malu sama umur, kak, hihi."
Yudhistira tertawa pelan. Hansel melanjutkan.