Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Transaksi Kosong [Detektif Kilesa]

7 September 2020   17:10 Diperbarui: 7 September 2020   17:06 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

KASUS TRANSAKSI KOSONG

"Sudah semalaman kita di sini, Kilesa, sudah biru leherku ini. Ampun, jika anak itu tidak keluar pagi ini, lebih baik kita dobrak pintu apartemennya."

Aku hanya memunculkan senyum simpul. "Aku pun benci tugas ini, Charles. Namun, apa boleh buat, hanya ini yang bisa kita lakukan. Berdoa sajalah agar bocah sialan itu keluar dan menunjukkan kepada kita tempat ia menyembunyikan hartanya. Juga di mana mayat kawannya tergeletak."

Charles menggerutu dan menggapai satu bungkus Doritos di belakang kursi. Aku juga mendesah. Tugas mengintai adalah tugas detektif yang paling kubenci. Tidak ada kepastian, tidak ada ketenangan. Semuanya dalam keadaan was -- was. Di film -- film detektif biasanya para polisi memantau dari tempat jauh, di dalam mobil sambil menyembunyikan diri. 

Di era ini, hal itu tidak diperlukan. Sudah ada satelit dan GPS, lalu kemajuan IT sehingga identitas bisa terlacak dengan mudah, dan pergerakan uang akan mudah ditelusuri dengan sistem mobile. Hanya saja, kasus ini sangat istimewa sehingga kami harus kembali melakukan metode jaman baheula. Haduh, memikirkannya saja membuatku kesal.

Kuceritakan dulu apa yang terjadi. Sebuah bank melaporkan perampokan dalam jumlah yang sangat besar, yaitu hingga mencapai dua puluh miliar. Jangan bayangkan sekelompok orang memakai penutup kepala, lalu maju ke dalam bank sambil membawa gatling gun dan matchlock, lalu menodongkannya kepada orang -- orang. 

Percayalah, pelakunya hanya dua orang! Kami menyaksikan rekaman cctv yang ditayangkan di hari kejadian. Dua orang ini bertampang seperti orang kantoran biasa, menunggu giliran untuk dipanggil customer service.

Menurut kesaksian customer service yang melayani, keduanya meminta untuk melakukan transfer dalam jumlah besar yaitu lima miliar. Menurut aturan bank yang baru berlaku, permintaan itu bisa dilakukan namun dalam jangka waktu yang bertahap, misalnya satu miliar setiap jam. Hal ini dilakukan untuk mengurangi resiko penipuan. 

Tapi kedua orang ini meminta untuk menerobos aturan itu, ingin transfer dilakukan sekaligus. Alasan yang dikemukakan pun tidak jelas, seperti penerima transfer adalah seorang kakek tidak sabaran yang tidak mengerti aturan bank. 

Ketika customer service bersikukuh bahwa aturan yang berlaku tidak bisa dilanggar, salah seorang dari pekerja kantoran ini tiba -- tiba mengalami kejang -- kejang dan ambruk di tempat.

Petugas medis dan satpam pun segera dikerahkan. Seluruh perhatian tertuju pada orang yang ambruk ini. Tidak ada seorang pun yang memerhatikan rekannya. Ketika orang ini sudah ditangani, dalam arti dilarikan ke rumah sakit, rekannya melakukan hal yang berbanding seratus delapan puluh derajat. Ia menarik kembali permintaannya untuk melakukan transfer sebesar lima miliar, lalu mengundurkan diri dan menghilang. Customer service menyebutnya pelanggan yang aneh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun