Mohon tunggu...
Theodorus BM
Theodorus BM Mohon Tunggu... Administrasi - Writer

Seorang pemuda yang senang menyusun cerita dan sejarah IG: @theobenhard email: theo_marbun@yahoo.com wattpad: @theobenhard

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Perang Medang - Sriwijaya [Novel Nusa Antara]

21 Maret 2020   20:06 Diperbarui: 21 Maret 2020   20:19 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Kau meremehkan kemampuan bertempur pasukan laut Sriwijaya. Mereka akan mati!"

Kita semua akan mati. Joko Wangkir mendengus.

"Aku tidak ingin kehilangan kesabaran, Anggabaya," Joko Wangkir membuka pedang dari sarungnya dan mengarahkan kepada Anggabaya, "Kau akan mati jika tinggal disini. Aku sebisa mungkin mencegah pasukan andalanku mati konyol menuju nirwana. Aku perintahkan kau dan pasukanmu untuk angkat kaki dari sini dan mengikutiku."

Sambil melenguh, Anggabaya berdiri. Ia mengangkat satu tangannya dan memerintahkan anak buahnya untuk melangkah pergi dari dermaga Kalingga. Tangannya yang lain memegang batok kelapa, sesekali mengarahkan ke mulutnya.

Tidak akan kubiarkan pasukan andalanku mati konyol. Tidak ada satupun kekurangan dari prajurit bawahan Anggabaya ketika kuperiksa tadi. Tugasku memastikan mereka berfungsi dengan baik.

Joko Wangkir menatap istana Kalingga. Tidak ada tanda kehadiran orang di dalamnya. Bahkan kokokkan ayam pun tidak hadir di sana. Istana tersebut kosong melompong. Pintu istana terkunci dengan rapat.

Di mana Bupati Kalingga? Kabur karena takut? Itu bukanlah tabiatnya. Tapi melihat perumahan warga juga kosong melompong, aku menyerahkan nasib mereka ke tangan Batara Siwa.

Joko Wangkir bersama Anggabaya melangkah beriringan di atas kudanya. Mereka menuju ke arah selatan. Langit telah berubah menjadi gelap ketika mereka sampai di Pendopo Dieng. Awan Senggana bersama istrinya menyambut mereka.

"Selamat sore, bupati, Suciwati, salam bagi kalian semua."

"Salam bagi kalian semua, prajurit. Kulihat kau berhasil membujuk Anggabaya."

"Tidak membujuk, Senggana. Aku memaksanya. Ia hanya tidak ingin menambah luka lebam di mukanya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun