Israel berpaling kepada dewa Baal sehingga menghasilkan penghukuman TUHAN yang digambarkan melalui ketiga anak Hosea dengan istrinya yang bersundal itu (Hos. 1:2-9). Jadi, di mata TUHAN penyembahan berhala sama dengan persundalan. Baal adalah dewa kemakmuran, Asyera ialah dewi kesuburan; keduanya menjadi ilah yang disembah oleh bangsa Israel yang mendatangkan murka TUHAN.
Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang, Yesus menggambarkan tentang kehidupan si anak bungsu yang memboroskan harta bapanya bersama dengan pelacur-pelacur (Luk. 15:30).Â
Ini membuktikan bahwa prostitusi di era Yesus sangat marak. Dalam kitab Wahyu, rasul Yohanes menggambarkan kerajaan Romawi yang sangat berkuasa dan menindas umat Kristen dengan sangat keji pada waktu itu dengan sebutan Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi (Why. 17:1-6; 19:2). Jadi, pelacur di Perjanjian Baru penekanannya lebih kepada makna rohani. Â
Rasul Paulus memperingatkan jemaat di Korintus dengan pernyataan sikap yang tegas, "Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh" (1 Kor. 6:13b).Â
Kemudian dilanjutkan di ayat 15, "Tidak tahukah kamu bahwa tubuhmu adalah anggota tubuh Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? Sekali-kali tidak!". Percabulan dari kata porne dari kata kerja pernemi yang artinya menjual. Dan di Korintus ada dua macam pelacur: pelacur pemujaan (yaitu penyembahan berhala) dan pelacur budak (yaitu untuk keuntungan). Jemaat Korintus dahulu adalah pelakunya sebelum mereka menjadi Kristen.
Di ayat 16 dan 17, Paulus menekankan bahwa orang Kristen yang berhubungan seks dengan pelacur berarti ia menjadi satu daging (satu tubuh) dengannya. Paulus menegaskan kembali rancangan Allah yang kudus dan mulia akan hubungan seks antara laki-laki dan perempuan yang terjadi hanya dalam ikatan pernikahan dan hal itu yang menyatukan mereka menjadi satu tubuh (Kej. 2:24). Lebih jauh, Paulus menjelaskan bahwa hubungan seks suami dan istri bukan hanya menyatu secara daging, namun terikat dengan Tuhan dan menjadi satu roh dengan Dia!
Di ayat 18, Paulus memerintahkan jemaat untuk menjauhi percabulan atau prostitusi. Dan klimaksnya di ayat 19 dan 20, Paulus menegaskan bahwa tubuh jemaat adalah bait Roh Kudus yang diperoleh karena penebusan darah Yesus.Â
Untuk itulah tubuh jemaat harus dipakai untuk memuliakan Allah, untuk melayani Dia dan bukan untuk prostitusi. Jika di Perjanjian Lama penyembahan berhala sama dengan persundalan yang mendatangkan penghukuman Tuhan, maka di Perjanjian Baru percabulan sama dengan penyembahan berhala yang mendatangkan murka Allah (Kol. 3:5-6).
Namun demikian, Tuhan Allah menyatakan anugerah-Nya bagi Israel yang melakukan persundalan dengan pengampunan, penerimaan dan pemulihan hubungan dengan Allah seperti yang digambarkan dalam pernikahan nabi Hosea dengan istrinya, si perempuan sundal itu (Hosea 2-3).Â
Demikian pula dengan para pelacur di Perjanjian Baru, Tuhan Yesus menerima mereka dan memberikan pengampunan dosa seperti seorang perempuan berdosa yang menyatakan pertobatan yang sungguh-sungguh di kaki Yesus dengan linangan air matanya, menyekanya dengan rambutnya dan meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi (Luk. 7:36-50).Â
Tuhan Yesus mengatakan bahwa nantinya perempuan-perempuan sundal (yang bertobat) akan masuk ke dalam Kerajaan Allah mendahului orang Farisi (ahli agama) yang tidak bertobat (Mat. 21:31). Contohnya adalah Tamar dan Rahab yang mendapat kehormatan dalam silsilah keluarga Yesus (Mat. 1:3,5).