Mohon tunggu...
Fajariah Tri Lestari
Fajariah Tri Lestari Mohon Tunggu... lainnya -

Saya adalah seorang sarjana di bidang pendidikan dan juga seorang ibu rumah tangga.\r\nSebagai manusia, Saya ingin mengembangkan pengetahuan dan kemampuan yang Saya miliki.\r\nOleh karena itulah Saya bergabung dengan KOMPASIANA karena KOMPASIANA adalah tempat yang tepat untuk mencari informasi dan berbagi pengetahuan serta pengalaman.\r\n\r\nSemua tulisan yang Saya muat di website ini adalah murni hasil karya Saya sendiri dan bebas dari aktivitas plagiarisme..\r\n\r\n\r\n\r\nTerima Kasih...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Esensi Vaksinasi

3 April 2016   23:45 Diperbarui: 4 April 2016   00:20 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pro dan kontra tentang vaksinasi masih menjadi pemicu perdebatan yang tiada henti. Yang pro maupun yang kontra seharusnya masing-masing punya alasan yang mendasarinya, BUKAN CUMA IKUT-IKUTAN TANPA ADA DASAR PEMIKIRAN YANG JELAS DAN LOGIS.

Ada beberapa pertanyaan yang sebaiknya kita cari tau dulu sebelum kita mengambil keputusan untuk memberikan vaksinasi kepada anak-anak kita, yaitu:

1. Bagaimana proses/cara pembuatan vaksin tersebut?

2. Apa saja zat berbahaya yang terkandung di dalam vaksin tersebut?

3. Apa saja efek jangka pendek dan efek jangka panjang dari vaksinasi?

4. Seberapa besar tingkat efektivitas dari vaksinasi?

5. Apakah tidak ada cara lain selain vaksinasi untuk mencegah berbagai penyakit?

6. Siapa pihak yang ada di balik program vaksinasi?

7. Apa visi dan misi yang ingin mereka tuju melalui program vaksinasi?

8. Mengapa pemberian vaksin seolah-olah dipaksakan oleh pemerintah dan tidak memberikan kebebasan kepada para orang tua untuk membuat keputusan terhadap anak-anaknya?

Ada indikasi penggunaan hewan-hewan liar dalam proses pengembangbiakkan virus saat membuat vaksin. Bahkan pimpinan perusahaannya pun sudah mengakui kepada publik bahwa mereka memang menggunakan hewan-hewan seperti monyet, babi, dan anjing. Bahkan bukan tidak mungkin dugaan beberapa pihak bahwa disinyalir juga ada indikasi penggunaan organ tubuh manusia dalam proses pengembangan vaksin tersebut.

Pertanyaannya adalah: Manusia seperti apa yang mau dijadikan “kelinci percobaan” yang tentunya sangat berisiko dan berbahaya bagi keselamatan orang tersebut? Bisa jadi, orang-orang yang dimaksud adalah para narapidana yang dihukum mati, mayat-mayat buangan yang tidak diketahui identitasnya dan tidak diakui oleh keluarganya, dll. Intinya mereka adalah mayat dari para penjahat, pembunuh, pemerkosa, perampok, pencuri, pengguna narkoba, peminum alkohol, dan mayat orang-orang yang tidak jelas asal-usulnya.

Seharusnya kita sangat menjaga kemurnian genetika anak kita, bukannya malah menodai tubuh mereka yang masih suci dengan genetika dari hewan-hewan liar dan genetika orang-orang bejat yang ada di penjara. Naudzubillah….

Penggunaan zat-zat berbahaya sangat lekat dalam vaksin, baik itu zat pengawet, zat penstabil, zat pengatur suhu, dll. Zat-zat kimia berbahaya tersebut akan mengendap di dalam tubuh anak-anak kita dan tidak dapat dimetabolisme dalam waktu yang singkat. Belum lagi efek jangka panjangnya yang sangat mengerikan. Tubuh anak-anak kita masih sangat suci dan rawan. Imunitas tubuh mereka masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Tubuh mereka masih sangat ringkih/rawan. Sangatlah berbahaya jika terkena zat kimia yang bersifat toksin.

ALLAH SWT sudah membekali manusia dengan sistem daya tahan tubuh yang akan senantiasa menjaga kesehatan tubuh dari serangan penyakit dan mampu menyembuhkan diri sendiri. Daya tahan tubuh inilah yang harus kita jaga.

Tugas kita sebagai orang tua bukan hanya memberikan sandang, pangan, dan papan saja kepada anak kita. Namun juga membuat keputusan-keputusan yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Saya tidak akan mengajarkan putra saya untuk MENGEKOR pada hal-hal yang DIANGGAP BENAR oleh masyarakat TANPA DITELUSURI DULU DENGAN SEJELAS-JELASNYA. Alangkah baiknya jika kita mengambil keputusan dengan PENUH PERTIMBANGAN, bukan dengan cara ASAL-ASALAN DAN IKUT-IKUTAN.

Sebenarnya saya sangat lelah menghadapi masyarakat model begini. Yang tua pada ga ngerti, yang muda juga ga punya orientasi. Dari zaman megalithikum sampe zaman milenium kok stagnan, ga ada perubahan. Boro-boro membuka cakrawala berpikir yang baru, mereka pun bahkan ga tau hidupnya mau dibawa ke arah mana.

ALLAH SWT sudah melengkapi manusia dengan kemampuan berpikir yang saya rasa sangat disayangkan jika kita menyia-nyiakannya begitu saja. Padahal kita sebagai  orang tua akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan ALLAH SWT.

Saya memang hanya orang biasa. Namun saya akan selalu berusaha untuk menjadi seorang ibu yang baik bagi anak saya. Mungkin anda menganggap saya BODOH DAN TOLOL. Terserah…

Wallahu’alam, dan hanya penilaian ALLAH SWT-lah yang paling mutlak kebenarannya. Saya yakin bahwa ALLAH SWT tidak mungkin memberikan kemampuan berpikir dan logika kepada manusia jika TIDAK ADA MAKSUD DAN TUJUANNYA…

#I will do ANYTHING to keep my son away from The World Depopulation Program.

#Save the children means save the future.

 

©The Famousz Gorgeousz

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun