Manchester United lagi di ujung tanduk! Pendapatan turun drastis, utang makin numpuk, dan fans mulai gerah. Apakah ini puncak dari satu dekade salah urus?
Manchester United di Ujung Krisis: Salah Urus atau Akibat Keserakahan?
Ketika Erik ten Hag datang ke Old Trafford, harapan kembali menyala. Tapi di balik layar, situasi finansial Manchester United justru semakin suram. Klub yang dulu dikenal sebagai raksasa finansial kini menghadapi kenyataan pahit: pendapatan turun, utang makin menumpuk, dan keputusan kontroversial yang membuat fans geram. Ini bukan sekadar penurunan biasa, tapi akibat dari salah urus selama lebih dari satu dekade.
Pendapatan Anjlok, Utang Membengkak
Laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa pendapatan Manchester United turun 12%, dari 225,8 juta pound menjadi 198,7 juta pound dalam tiga bulan terakhir tahun 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh anjloknya pendapatan siaran hingga 42%, dari 106,4 juta pound menjadi 61,6 juta pound. Kenapa? Karena United hanya bermain di Liga Europa, bukan Liga Champions seperti musim sebelumnya.
Tidak hanya itu, laba operasi klub juga turun drastis dari 27,5 juta pound menjadi hanya 3,1 juta pound. Penyebabnya? Salah satunya adalah kompensasi besar untuk Erik ten Hag dan stafnya yang dipecat, mencapai 14,5 juta pound, termasuk 4,1 juta pound untuk pemecatan mantan direktur olahraga Dan Ashworth.
Sebagai tambahan, utang klub meningkat dari 506,6 juta pound menjadi 515,7 juta pound akibat perubahan nilai tukar yang "tidak menguntungkan". United juga memiliki kewajiban pembayaran transfer sebesar 414 juta pound ke klub lain.
Fans yang Menanggung Beban?
Di tengah krisis ini, keputusan manajemen justru makin memperkeruh keadaan. United melakukan lebih dari 200 PHK demi efisiensi biaya, serta menaikkan harga tiket pertandingan menjadi 66 pound per laga, tanpa ada diskon untuk anak-anak atau pensiunan. Keputusan ini mendapat kecaman keras dari kelompok pendukung Manchester United (MUST).
"Para penggemar tidak seharusnya membayar harga atas masalah yang dimulai dengan pembayaran bunga utang yang sangat besar dan diperburuk oleh salah urus selama satu dekade atau lebih," kata perwakilan MUST dalam pernyataan resminya.
Mereka menuntut pembekuan harga tiket dan meminta semua pihak -- pemain, manajemen, pemilik, dan fans -- untuk bersatu dalam mengembalikan kejayaan klub.