Mohon tunggu...
The Balbalans
The Balbalans Mohon Tunggu... Sepakbola Akar Rumput

‎

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Utang Naik, Pendapatan Anjlok: Manchester United di Ambang Krisis!

20 Februari 2025   14:04 Diperbarui: 20 Februari 2025   14:04 699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.nytimes.com/athletic/4962239/2023/10/14/manchester-united-ratcliffe-ineos-jassim-glazers/

Manchester United lagi di ujung tanduk! Pendapatan turun drastis, utang makin numpuk, dan fans mulai gerah. Apakah ini puncak dari satu dekade salah urus?

Manchester United di Ujung Krisis: Salah Urus atau Akibat Keserakahan?

Ketika Erik ten Hag datang ke Old Trafford, harapan kembali menyala. Tapi di balik layar, situasi finansial Manchester United justru semakin suram. Klub yang dulu dikenal sebagai raksasa finansial kini menghadapi kenyataan pahit: pendapatan turun, utang makin menumpuk, dan keputusan kontroversial yang membuat fans geram. Ini bukan sekadar penurunan biasa, tapi akibat dari salah urus selama lebih dari satu dekade.

Pendapatan Anjlok, Utang Membengkak

Laporan keuangan terbaru menunjukkan bahwa pendapatan Manchester United turun 12%, dari 225,8 juta pound menjadi 198,7 juta pound dalam tiga bulan terakhir tahun 2024. Penurunan ini terutama disebabkan oleh anjloknya pendapatan siaran hingga 42%, dari 106,4 juta pound menjadi 61,6 juta pound. Kenapa? Karena United hanya bermain di Liga Europa, bukan Liga Champions seperti musim sebelumnya.

Tidak hanya itu, laba operasi klub juga turun drastis dari 27,5 juta pound menjadi hanya 3,1 juta pound. Penyebabnya? Salah satunya adalah kompensasi besar untuk Erik ten Hag dan stafnya yang dipecat, mencapai 14,5 juta pound, termasuk 4,1 juta pound untuk pemecatan mantan direktur olahraga Dan Ashworth.

Sebagai tambahan, utang klub meningkat dari 506,6 juta pound menjadi 515,7 juta pound akibat perubahan nilai tukar yang "tidak menguntungkan". United juga memiliki kewajiban pembayaran transfer sebesar 414 juta pound ke klub lain.

Fans yang Menanggung Beban?

Di tengah krisis ini, keputusan manajemen justru makin memperkeruh keadaan. United melakukan lebih dari 200 PHK demi efisiensi biaya, serta menaikkan harga tiket pertandingan menjadi 66 pound per laga, tanpa ada diskon untuk anak-anak atau pensiunan. Keputusan ini mendapat kecaman keras dari kelompok pendukung Manchester United (MUST).

"Para penggemar tidak seharusnya membayar harga atas masalah yang dimulai dengan pembayaran bunga utang yang sangat besar dan diperburuk oleh salah urus selama satu dekade atau lebih," kata perwakilan MUST dalam pernyataan resminya.

Mereka menuntut pembekuan harga tiket dan meminta semua pihak -- pemain, manajemen, pemilik, dan fans -- untuk bersatu dalam mengembalikan kejayaan klub.

Solusi: Fokus ke Liga Europa?

Pakar keuangan sepak bola Kieran Maguire mengungkapkan bahwa Manchester United telah membayar lebih dari 1 miliar pound hanya untuk bunga utang sejak diambil alih keluarga Glazer pada 2005. Menurutnya, keberhasilan United memenangkan Piala FA musim lalu yang membawa mereka ke Liga Europa adalah penyelamat sementara. Tapi untuk masa depan, United harus mengamankan tiket Liga Champions.

"Musim yang bagus di Liga Champions bisa bernilai lebih dari 100 juta pound jika Anda menghitung pendapatan tiket, bonus sponsor, dan uang hadiah," ujar Maguire, dikutip dari BBC.

Maka dari itu, Liga Europa kini menjadi fokus utama United. Memenangkan kompetisi ini bukan hanya soal trofi, tapi juga tentang menyelamatkan keuangan klub di musim mendatang.

Kesalahan yang Berulang

United tidak belajar dari kesalahan. Utang klub terus bertambah akibat pengelolaan yang buruk dan keputusan-keputusan keliru di bursa transfer. Setan Merah kini dipimpin Ruben Amorim dan masih berjuang di Liga Europa serta Piala FA, namun di Liga Premier mereka tertahan di peringkat ke-15. Situasi ini menunjukkan bahwa masalah mereka bukan hanya di manajemen keuangan, tapi juga strategi di lapangan.

Biaya restrukturisasi klub yang dirancang oleh pemilik minoritas baru, Sir Jim Ratcliffe, bertujuan menghemat 30-40 juta pound. Namun, sejauh ini belum ada kepastian bahwa langkah ini cukup untuk menyelamatkan klub dari bencana finansial yang lebih besar.

Masa Depan United di Persimpangan Jalan

Manchester United bukan sekadar klub sepak bola. Ini adalah ikon global yang kini berada di persimpangan jalan. Salah urus selama lebih dari satu dekade telah membawa mereka ke situasi yang sulit, dan sekarang pertanyaannya adalah: bisakah mereka bangkit?

Dengan utang yang menumpuk, pendapatan yang terus turun, dan tekanan dari fans yang semakin besar, United butuh lebih dari sekadar strategi biasa. Liga Europa menjadi kunci, tapi lebih dari itu, mereka perlu perubahan fundamental dalam cara mengelola klub. Jika tidak, maka era kejayaan Old Trafford mungkin hanya tinggal kenangan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun