Sebagai penulis tentu yang kita harapkan adalah tulisan kita banyak yang baca (hehe...). Agar tujuan itu tercapai, beberapa hal harus kita perhatikan antara lain topik tulisan, gaya menulis, gaya berbahasa hingga tampilan yang memikat.
Terkadang yang saya sebutkan terkahir ini menjadi pintu masuk keterbacaan selain dari judul tulisan. Nah..untuk urusan fitur-fitur blogging beserta kelengkapan lainnya, saya menilai bahwa Kompasiana telah memberikan fasilitas fitur yang sederhana dan mudah namun tetap berkualitas.
Sebagai penulis, saya merasa sangat dimanjakan oleh bermacam fitur yang gampang dipelajari dan dikuasai. Inilah salah satu alasan yang membuat saya semakin betah menulis di Kompasiana.Â
2. Tingkat KeterbacaanÂ
Sebelum bergabung dengan Kompasiana, saya sempat membuat blog pribadi di salah satu situs blogging. Saya sudah mengisinya dengan beberapa artikel, namun sayang untuk membuat blog pribadi kita berkembang memang diperlukan fokus dan ketekunan level dewa kawan (hihi..).
Bayangkan untuk mendapatkan keterbacaan sejumlah 100 pembaca saja, saya harus "mengemis" pembaca dengan menyebarkan link kesana kemari. Butuh waktu lebih dari 3 bulan agar satu artikel dibaca 100 kali.
Saya menyadari bahwa mungkin saat ini menulis baru sekedar hobi bukan mata pencaharian, sehingga saya tidak punya banyak waktu untuk mengembangkan blog pribadi.
Berbeda halnya dengan Kompasiana yang telah memiliki anggota ratusan ribu dan berbagai media promosi tulisan mulai dari instagram, twitter, facebook hingga pengiriman melalui email. Semua itu menciptakan pembaca-pembaca mikro semakin banyak. Jadi saya tidak perlu lagi "mengemis" pembaca.