Apalagi dengan kecanggihan teknologi saat ini, brainwashing dapat dilakukan dimana saja dan kapanpun. Algoritma media sosial dan echo chamber effect seolah menjadi pendukung proses brainwashing semakin merajalela.
Akibatnya orang yang berada di ruang gema tersebut meyakini pesan yang ada ruang itu adalah sebuah fakta dan kebenaran mutlak.
Tentu saja ruang gema ini bisa menjadi sangat berbahaya. Sebab bisa jadi pesan yang dipercayai menjadi kebenaran mutlak tersebut, bila diuji secara objektif, sesungguhnya adalah sebuah kesalahan atau kebalikan dari fakta.
Oleh sebab itu kita perlu bijak dalam menggunakan media sosial. Jika sedang membaca atau menonton konten tertentu, Anda wajib cek terlebih dahulu sumbernya. Terutama untuk konten-konten yang provokatif.
Brainwashing dari perspektif Teknologi Pikiran.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata otak manusia menyimpan potensi yang sangat besar. Jika kita mampu menggunakannya secara optimal maka akan mengantarkan atau membawa kita pada kebahagiaan hidup.
Ada 3 cara menggunakan otak yakni pikiran sadar, pikiran bawah sadar dan pikiran tidak sadar.
Pikiran tidak sadar adalah mode sleep system. Tidak ada yang bisa kita pelajari dari otak yang sedang tidur atau beristirahat.Â
Biasanya mode ini dialami oleh orang yang sedang tidur tanpa mimpi.
Pikiran sadar adalah mode analytical system. Pada fungsi ini Otak berperan sebagai prosesor yang melakukan analisa terhadap data atau respon yang didapat melalui panca indera manusia.